Warta Kencana Berita Keluarga Indonesia
BANDUNG | WARTAKENCANA.COM
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani Heryawan terus menggaungkan pentingnya pembangunan keluarga sebagai pilar pencegahan stunting. Netty meyakini bahwa stunting tidak lepas dari keluarga. Keluarga menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam pencegahan stunting.
Penegasan Netty itu mengemuka dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Gedung Futsal Bulbin, Cirengit, Bojongkunci, Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, pada Minggu 29 Oktober 2023. Turut hadir dan sebagai pembicara dalam acara tersebut ada Ketua Tim Kerja Penguatan Pembinaan Balita dan Anak Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Elma Triyulianti, Penata Ahli Muda Kependudukan Keluarga Berencana DP2KBP3A Kabupaten Bandung Yogaswara , dan Kepala UPT Pengendalian Penduduk dan Pembangunan Keluarga Kecamatan Pameungpeuk Ngadiman.
Dalam paparannya, Netty memberikan gambaran betapa pentingnya semua pihak memberikan perhatian serius terhadap permasalahan stunting. Peran dan fungsi utama keluarga menjadi sasaran utama promosi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) percepatan penurunan stunting.
Pencegahan stunting, selain masalah pemerintah, tapi lebih penting dilakukan masyarakat, khususnya keluarga secara bersama. Ini penting agar Indonesia terbebas dari bencana peradaban yang dipicu tingginya angka stunting.
Jika permasalahan stunting ini tidak ditangani dengan baik, sambung Netty, maka ia akan menjadi beban negara. Untuk itu, fungsi keluarga sangat penting untuk dijalankan dalam setiap rumah tangga.
’’Mencegah stunting sebaiknya dan tentunya harus dimulai dari keluarga,” tegas Netty.
Lebih jauh dia menjelaskan, ada empat syarat yang harus dilakukan untuk bisa membangun keluarga yang berkualitas. Pertama, niat tujuan berkeluarga harus jelas. ”Menikah dan keluarga harus punya niat dan tujuan yang jelas, untuk beribadah,” jelas Netty.
Kedua, ada persiapan dan perencanaan yang baik. Batasan usia untuk menikah harus ideal. ”Batasan usia menikah yang ideal bagi perempuan minimal berusia 21 tahun dan laki-laki setidaknya 25 tahun,” papa Netty
Ketiga, membangun ketahanan keluarga berdasarkan nilai agama. Keempat, membangun pola pengasuhan yang benar dan tepat.
”Jika sebuah keluarga melakukan keempat syarat tersebut pencegahan stunting, maka dalam waktu yang panjang bisa dicegah. Mari kita semua berkomitmen untuk menguatkan keluarga berkualitas bangun keluarga berkualitas, kita cegah stunting dan kita cegah demorasilasi. Dengan cara itu mudah-mudahan anak-anak kita semua sehat,“ pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Elma Triyulianti menyampaikan beberapa hal tentang pentingna penanganan percepatan stunting. Elma Trilyulianti menjelaskan dari mulai definisi stunting hingga dampak yang ditimbulkannya agar masyarakat paham dan mengerti apa itu stunting.
Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum paham dan mengerti betapa berisikonya stunting. Kesadaran masyarakat perlu diingatkan bagaimana pentingnya pencegahan stunting.
”Semuanya harus dimulai sejak sebelum pernikahan dan masa kehamilan. Karena itu, keluarga menjadi sasaran utama kampanye KIE percepatan penurunan stunting ini,” papar Elma.
Adapun Yogaswara menjelaskan kondisi stunting dan program-program yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung. Prevalensi stunting di Kabupaten Bandung masih pada kisaran 25 persen, dari 100 bayi terdapat 25 bayi stunting.
“Di Kabupaten Bandung prevalensi stunting masih di kisaran 25 persen. Masih di atas prevalensi nasional sebesar 21 persen. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Kabupaten Bandung untuk penurunan dan pencegahan stunting,” jelasnya. (Tenang Safari)
