Home / Berita Daerah / Anggota Komisi IX DPR RI: Stunting Ancam Bonus Demografi

Anggota Komisi IX DPR RI: Stunting Ancam Bonus Demografi

Anggota Komisi IX DPR RI Wenny Haryanto dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di GDC Lantai 1, Pancoran Mas, Kota Depok, pada Senin, 27 November 2023.

DEPOK | WARTAKENCANA.COM

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Wenny Haryanto kembali melakukan kampanye percepatan penurunan stunting di Kota Depok. Kali ini berlangsung di GDC Lantai 1, Pancoran Mas, Kota Depok, pada Senin, 27 November 2023.

Hadir menjadi narasumber dalam kegiatan ini Ketua Tim Kerja Integrasi Kebijakan Pengendalian Kependudukan BKKBN Jawa Barat Mia Wahdini dan Kepala Subbagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok Wachyu Nursani Eka. Selain itu, turut hadir tokoh masyarakat Kecamatan Cipayung Dudung HS dan para kader posyandu serta PKK se-kecamatan Cipayung Kota Depok.

Dalam sambutannya, Wenny mengungkapkan bahwa pada 2045 Indonesia mendatang Indonesia akan mencapai 100 tahun usia kemerdekaan. Pada saat yang sama, Indonesia masih berada dalam periode bonus demografi.

“Puncak bonus demografi adalah ketika 70 persen penduduk Indonesia dengan rentang usia 15-64 tahun dalam usia produktif. Sayangnya, kondisi bonus demografi ini berpotensi gagal karena adanya stunting, sehingga manusia produktif diusia tersebut berkurang,” ujar Wenny.

Karena itu, Wenny menegaskan agar semua pihak bersama-sama mencegah stunting agar Indonesia bisa meraih bonus demografi sekaligus menikmati ulang tahun emas kemerdekaan. Politikus Partai Golkar ini merinci adanya enam sasaran untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia.

Keenam cara tersebut meliputi konsumsi tablet penambah darah saat hamil, memenuhi kebutuhan nutrisi saat hamil, melakukan imunisasi dasar secara lengkap, dan memberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan. Upaya tersebut dilengkapi dengan membiasakan perilaku hidup sehat dan senantiasa memantau tumbuh kembang anak dengan cara dibawa ke pos pelayanan terpadu (Posyandu).

“Jangan lupa kepada Ibu yang mempunyai balita untuk rutin ke posyandu. Ini penting agar bisa terukur berat badan dan tinggi badan serta lingkar kepala anak,” ujar Wenny.

Di tempat yang sama, Mia Wahdini menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak pada usia 0 sampai 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, kekurangan energi/gizi kronis dalam jangka waktu yang lama, bisa bulanan atau tahunan. Kedua, infeksi berulang. Dua hal ini bisa saling mempengaruhi satu sama lain.

Mia Wahidin menjelaskan, ketika anak infeksi, maka anak kekurangan energi karena asupan gizi yang dia peroleh itu akan digunakan untuk melawan infeksi atau digunakan untuk melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh. “Jadi tujuan makan ketika anak sakit adalah untuk sehat, bukan untuk bertambah tinggi atau menambah berat badannya,” ujar Mia.

“Begitu juga sebaliknya ketika anak mengalami kekurangan energi kronis maka anak akan rentan terkena infeksi karena daya tahan tubuhnya rendah,” pungkas Mia.

Sementara itu, Wachyu Nursani Eka menyampaikan bahwa saat ini prevalensi stunting Kota Depok berada pada kisaran 12,6 persen. Angka ini merupakan nomor dua terendah se-jawa Barat dan nomor lima terendah  di Indonesia.

“Meskipun demikian, Pemkot Depok berusaha agar bisa zero stunting,” ujar Eka, sapaanWachyu.

Eka pun berpesan khusus kepada ibu hamil bahwa salah satu cara mencegah stunting yaitu jangan sampai mengalami KEK atau kekurangan energi kronis. KEK yaitu kondisi di mana ketika seseorang mengalami kelelahan secara terus-menerus meski telah beristirahat.

“KEK pada ibu hamil dipicu oleh stres infeksi virus, gangguan sistem kekebalan tubuh atau ketidakseimbangan hormon. Jika anak balita suka makan namun tidak gemuk-gemuk atau selama tiga  bulan berturut-turut tidak bertambah berat badannya padahal suka makan maka segera bawa ke posyandu untuk diperiksa,” pesan Eka. (Rohmat Rospari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top