Home / Berita Utama / Jawa Barat Semakin di Depan

Jawa Barat Semakin di Depan

Inspektur Ketenagaan dan Administrasi Umum BKKBN Pusat Aidin Tentramin membuka Telaah Program KKBPK Jabar di Bandung. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Inspektur Ketenagaan dan Administrasi Umum BKKBN Pusat Aidin Tentramin membuka Telaah Program KKBPK Jabar di Bandung. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

BANDUNG – DUAANAK.COM

Moncernya performa program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) mendapat apresiasi positif Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Inspektur Ketenagaan dan Administrasi Umum BKKBN Pusat Aidin Tentramin pun tak ragu-ragu menyebut kinerja Jawa Barat berada selangkah di depan dibandingkan daerah lain di Indonesia.

Pujian Aidin tersebut disampaikan di hadapan pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi program KKBPK di Hotel Topas, Jalan Djunjunan, Kota Bandung, Rabu 27 Agustus 2014. Aidin hadir untuk membuka Rapat Telaah Program KKBPK Semester II Provinsi Jawa Barat sekaligus memimpin pembahasan program tersebut bersama pimpinan BKKBN Jabar dan pimpinan SKPD yang membidangi KKBPK se-Jawa Barat.

“Bagi Indonesia, Jawa Barat ini kedudukannya istimwa. Dengan penduduk hampir 20 persen, apapun yang dihasilkan Jawa Barat dampaknya akan dirasakan nasional, termasuk dalam program KKBPK kita. Jadi, Insya Allah kalau Jawa Barat mampu menampilkan performance bagus, maka sumbangsih bagi nasional juga bagus. Dan, Alhamdulillah selama ini Jawa Barat selalu memberi kontribusi positif, baik dalam hasil program maupun proses itu sendiri,” kata Aidin disampun aplause peserta rapat.

Dilihat dari hasil, terang Aidin, prestasi Jabar dibuktikan dengan pencapaian kepesertaan program KB atau contraceptive prevalence rate (CPR) dan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR). Mengacu kepada hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, TFR nasional itu masih 2.6, sementara Jawa Barat sudah 2.5 anak per wanita subur. Pun dengan CPR Jabar yang berhasil menyentuh angka 60,3 persen, meninggalkan CPR nasional pada angka 57 persen. “Ini menunjukkan Jawa Barat berada selangkah di depan,” tegas Aidin.

Mantan Kepala Perwakilan BKKBN Banten ini juga menjelaskan, bonus demografi Jawa Barat lebih awal dari nasional. Jabar sudah memasuki bonus demografi sejak 2010 lalu, sementara nasional baru memulai pada 2012. Karena itu, kinerja Jabar sangat berperan dalam memperbaiki kinerja nasional.

Yang tak banyak disinggung, imbuh Aidin, Jawa Barat juga dikenal sebagai pusat inovasi program KKBPK. Dia mencontohkan, penggerakkan advokasi melalui mobil unit penerangan (Mupen) yang keliling hingga ke desa-desa kemudian menjadi program nasional Mupen on the Road. Menyangkut kelemnagaan KB, Aidin menyebut juaranya ada di Jabar. Yakni, Kabupaten Sukabumi yang sukses membidani kelahiran Badan Kependudukan dan Keluarga Berendana Daerah (BKKBD).

“Luar biasa, bukan? Banyak hal yang dipelajari nasional atau daerah lain dari Jawa Barat. Termasuk untuk belajar BKKBD ke Jawa Barat. Daerah lain-lain berbondong-bondong belajar ke Sukabumi,” ungkap Aidin.

Kepeloporan lain yang kemudian menjadi trade mark program KKBPK di Jawa Barat adalah pengadaan tenaga penggerak desa (TPD). Menurut Aidin, kini banyak provinsi di Indonesia tengah berupaya “meniru” Jawa Barat dalam mengangkat TPD untuk mengatasi kelangkaan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB). Aidin percaya TPD merupakan solusi jitu menyiasati semakin menyusutnya jumlah tenaga lapangan KB di Indonesia. Apalagi, pengangkatan PLKB baru bukan hal mudah.

“Harus diakui TPD ini luar biasa. Karena harus diakui dalam beberapa tahun daerah kebingungan bagaimana mengatasi kekurangan PLKB. Merekrut PNS untuk menjadi PLKB juga tidak mudah. Kita harus ‘berantem’ dulu dengan Kemen-PAN sana untuk mendapatkan formasi PLKB. Sekalipun dapat formasi, pun nantinya tidak ada jaminan tetap menjadi PLKB. Ada yang sudah diangkat jadi PLKB, sudah dilatih, tetapi setelah dilatih dengan mudahnya pindah ke tempat lain,” kata Aidin.

“TPD merupakan inovasi luar biasa untuk mengatasi kesulitan kita mengatasi PLKB. Kita juga meminta provinsi lain untuk belajar ke Jawa Barat. Jangan hanya ke Sukabumi, cobalah ke kabupaten dan kota lain di Jawa Barat untuk melihat penggerakkan yang dilakukan TPD ini,” dia menambahkan.

Inovasi lain yang menjadikan Jabar semakin di depan adalah keberadaan Kampung KB. Melalui progam ini, Jabar berhasil mengintegrasikan pembangunan KKBPK  secara bersama-sama melibatkan mitra di tingkat lapangan. Kampung KB juga dianggap sejalan dengan ikhtiar nasional untuk merevitalisasi semangat gotong royong yang belakangan makin menguap.

“Mudah-mudahan bisa iikuti di seluruh Indonesia. Kita berharap dari kontribusi positif ini bisa diteruskan tahun tahun depan. Konkretnya, penelahaan hari ini bisa memelihara kinerja, syukur bisa meningkatkan. Dengan begitu, performance Jabar tetap menjadi rujukan dan andalan untuk kinerja nasional. Metode yang sudah ditayangkan pada review nasional kelihatannya sangat bagus untuk menyusun langkah-langkah nasional,” pungkas Aidin.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top