TASIKMALAYA | WARTAKENCANA.COM
Salah satu upaya penurunan stunting harus dilakukan dari “pabriknya”, yakni dimulai dari calon ibu dan calon ayah. Artinya generasi muda yang sudah siap menikah harus diberi pemahaman tentang stunting, sebelum mereka menikah dan mempunyai anak.
Anggota DPR RI Nurhayati mengatakan hal itu dalam Kampanye Percepatan Stunting Tingkat Kabupaten Kota tahun 2022, yang diselenggarakan di Desa Calincing Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, Senin (14/11/2022).
“Penurunan Stunting harus diintervensi oleh negara. Salah satunya dimulai dari ‘pabriknya’, dari calon ibu dan calon ayah. Agar mereka menyiapkan sebelum menikah dan tetap sehat,” kata Nurhayati.
Calon ayah atau calon ibu tersebut, katanya, harus dalam sehat dan menjaga kesehatannya sebelum melakukan pernikahan. Anak yang sehat, katanya, akan lahir dari ayah dan ibu yang sehat pula.
Nurhayati mengatakan, pemerintah melakukan kampanye penurunan stunting bukan hal yang tak ada gunanya. Hal ini untuk menyiapkan generasi emas di tahun 2045, sehingga generasi Indonesia menjadi bangsa yang cerdas, sehat, dan berdaya saing.
“Generasi yang bisa membawa indonesia lebih maju menciptakan bangsa yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia,” katanya.
Ia mengatakan, Komisi IX dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencanaa Nasional (BKKBN) serius melakukan sosialisasi penurunan angka stunting di Indonesia. Pada 2023 mendatang akan lebih banyak program sosialisasi penurunan stunting dan melibatkan banyak elemen masyarakat. Bahkan, katanya, program ini akan lebih massif dengan melibatkan kader Posyandu, babinsa, dan yang lainnya.
Oleh karena itu, katanya, ke depan BKKBN pula akan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk melakukan sosialisasi kampanye penurunan stunting ini. “Selain menjaga NKRI, bapak-bapak TNI dan Polri akan menjadi mitra kerta BKKBN dalam penurunan stunting. Bahkan hal ini dilakukan sampai ke tingkat desa,” katanya.
Menurut Anggota DPR RI dari PPP ini, kampanye penurunan stunting ini tidak bisa mengandalkan petugas BKKBN atau pemerintah daerah saja, memerlukan waktu yang lama untuk bisa menjangkau Indonesia yang sangat luas. BKKBN tak memiliki sumber daya manusia yang banyak sehingga diperlukan perangkat pemerintah yang lain untuk kampanye ini.
Lebih lanjut Nurhayati mengatakan dalam penanggulangan stunting akan diprioritaskan kepada anak dibawah dua tahun. Hal ini dimaksudkan agar anak yang memiliki potensi stunting bisa ditekan dan diminimalisasi.
“Kenapa kita prioritaskan pada anak di bawah dua tahun karena stunting pada anak di atas dua tahun akan sulit dikendalikan,” katanya. (NJP)