Home / Berita Utama / Pamit dari Jabar, Teguh Santoso Pesan Tiga Hal Ini

Pamit dari Jabar, Teguh Santoso Pesan Tiga Hal Ini

S. Teguh Santoso diapit Managing Editor Majalah Warta Kencana Najip Hendra SP dan Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE BKKBN Jawa Barat Arif Rifqi Zaidan di ruang kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Senin 10 Februari 2020. (FOTO: IRFAN HQ/BKKBN JABAR)

BANDUNG | DUAANAK.COM

Sukaryo Teguh Santoso resmi meninggalkan Jawa Barat.  Jumat pekan lalu, 7 Februari 2020, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melantik Teguh sebagai Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur. Teguh yang mengawali karir kepegawaiannya di Jawa Barat tersebut lantas berpamitan kepada segenap pengelola program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Banggakencana) di Jawa Barat melalui akun Instagramnya, @kangteguhbkkbn.

“Sejak 7 Februari 2020 kami pindah tugas sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur. Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, dan dukungan Bapak dan Ibu selama kami mengemban tugas sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat 2017-2020,” tulis Teguh dalam postingannya tidak lama setelah prosesi pelantikan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.  

“Sebagai manusia, silap dan khilap adalah niscaya. Dengan segala kerendahan hati, kami mohonkan jiwa-jiwa yang bersih untuk memaafkan. Karena maaf adalah kata terindah pembasuh dosa. Agar kelak yang tersisa adalah hal indah dan kenangan. Karena hidup tak boleh berhenti dijalankan. Menjalani perubahan, menghidupkan harapan, menghargai kenangan,” sambungnya.

Berpamitan di dunia daring, Senin pagi, 10 Februari 2020, Teguh masih menyambangi kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Selain menyampaikan salam perpisahan, Teguh juga menuntaskan penandatanganan sejumlah dokumen tertunda. Pada kesempatan itulah Warta Kencana (duaanak.com) secara khusus menemuinya di ruang kerja yang ditempatinya sejak Oktober 2017 lalu.

Kepada media internal BKKBN Jawa Barat yang turut dibidaninya pada 2010 silam tersebut Teguh menitipkan pesan segenap punggawa program Banggakencana di Jawa Barat. Ada tiga hal yang menjadi pesan Teguh pagi itu. Inovasi, kolaborasi, integritas.

“Zaman sudah berubah. Kita BKKBN tidak boleh bertahan dengan zona nyaman yang kita alami saat ini. Di luar itu, zaman sudah berubah. Perubahan-perubahan itu yang konkret adalah generasi muda berubah. Karakter generasi muda berubah. Karena itu, kawan-kawan di BKKBN mau nggak mau harus mengubah mindset, harus terbuka. Bukan mental block lagi,” kata Teguh.

Dengan begitu, kata Teguh, meskipun tantangannya sama, namun pendekatan program harus berubah. Packaging harus berubah. Bagaimanapun orang akan tertarik melalui packaging. Meskipun rasanya sama tapi kemasannya berbeda, orang akan memilih produk dengan kemasan menarik. Dulu BKKBN sukses melakukan pendekatan kepada keluarga Indonesia. Dengan dinamika baru masyarakat, belum tentu pendekatan yang sama akan berhasil.

Generasi muda harus mengadopsi program KB atau Banggakencana karena pada akhirnya mereka akan berkeluarga. Bagaimana caranya, tentu dengan adanya inovasi. Inovasi akan melahirkan cara baru untuk generasi baru Indonesia.

Berikutnya adalah kolaborasi atau kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan. Teguh menegaskan, keberhasilan program KB atau Banggakencana bukan semata-mata hasil kerja BKKBN, melainkan keberhasilan BKKBN dalam membangun kemitraan. Program KB berhasil berkat kerjasama semua pemangku kepentingan, mulai pusat hingga institusi masyarakat.

“Kalau sekarang muncul konsep pentahelix dalam pembangunan, BKKBN sudah memulai sejak dulu. BKKBN terus menggalang kemitraan dengan lembaga kemasyarakatan atau kelompok profesi seperti IPKB, Ikatan Penulis Keluarga Berencana, maupun kelompok lainnya. Maka, kunci keberhasilan program Banggakencana ini adalah inovasi dan kolaborasi. Itu yang harus terus kita lakukan di BKKBN,” ungkap Teguh.

Ada satu lagi: integritas. Bila dulu masih dikenal adanya manipulasi dalam menjalankan kebijakan atau program, kini tidak bisa lagi. Sebut saja misalnya penyesuaian peruntukkan dari seharusnya kegiatan A menjadi kegiatan B atau sebaliknya. Setiap punggawa BKKBN harus menjunjung tinggi integritas.

“Integritas itu bukan bahasa dewa. Integritas itu sebuah keniscayaan. Tanggung jawab. Kalau inovasinya bagus, menerapkan teknologi bagus, kolaborasinya juga bagus, tapi di sisi lain terjadi korupsi merajalela, maka tunggulah kehancuran. Pasti bakal ambruk. Karena itu, integritas menjadi sangat penting. Komitmen jujur dalam mengelola aset negara ini harus kita jaga dan diimplementasikan,” tandas Teguh.(NJP)

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top