Home / Berita Utama / Kepala BKKBN: ASN Harus Jadi Contoh 2 Anak Lebih Sehat

Kepala BKKBN: ASN Harus Jadi Contoh 2 Anak Lebih Sehat

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan pentingnya peran ASN dalam pengendalian penduduk di hadapan 1.500 praja IPDN dalam Seminar Nasional ASN Peduli Kependudukan pada Selasa, 31 Oktober 2023. (Irfan HQ)

JATINANGOR | WARTAKENCANA.COM

Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjadi contoh nyata bagi masyarakat. Termasuk dalam upaya pengendalian penduduk melalui kelahiran. Terlebih masyarakat memiliki ekspektasi sangat tinggi terhadap keberadaan ASN di tengah perubahan demografi.

“Jadi, ASN harus memberikan contoh dua anak lebih sehat. Saya kira itu penting untuk selalu dikampanyekan juga untuk di daerah-daerah yang rata-rata kehamilannya masih cukup tinggi,” tegas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo saat menjadi narasumber pada Seminar Nasional ASN Peduli Kependudukan yang diselenggarakan di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, pada Selasa 31 Oktober 2023.

“Kita sebagai ASN, sebagai pelayan masyarakat, menghadapi masyarakat yang ekspektasinya sangat tinggi. Ada perubahan demografi, populasi. Kemudian ada perubahan gaya hidup, ada hedonisme, pluralisme, dan juga individualisme. Inilah tantangan kita yang nyata,” Hasto menambahkan.

Hasto yang berbicara secara virtual dari ruang kerjanya di Jakarta menyampaikan bahwa saat ini ASN menghadapi masyarakat yang harus dilayani, tetapi karakter masyarakat dan penduduk itu berubah. Ini menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para ASN untuk bisa menempatkan diri sebaik-baiknya.

Sebagai pelayan masyarakat, sambung Hasto, ASN harus tahu situasi seperti apa penduduk yang dilayani. Seperti apa perkembangan penduduk yang menjadi empat besar dunia. Di satu sisi, jumlah penduduk yang banyak menjadi kekuatan untuk menempati empat besar ekonomi dunia. Dengan catatan, penduduk yang ada adalah penduduk berkualitas yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Hasto tidak memungkiri bahwa laju pertumbuhan penduduk (LPP) relatif terkontrol.  Sensus Penduduk 2020 mencatat LPP mencapai 1,25 persen. Rata-rata melahirkan atau total fertility rate (TFR) juga relatif terkontrol.

“Tapi, ingat bahwa terkontrolnya ini belum rata. Kita senang ketika capaian ini luar biasa membanggakan dibanding target untuk menurunkan TFR, tapi kita di sini juga sedih karena melihat seperti Papua, NTT, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Aceh. Ini semua masih jauh dari target. Kita teman-teman ASN, harapan saya itu memperhatikan ini dan juga menjadi teladan di wilayahnya masing-masing,” harap Hasto.

Lebih jauh Hasto menjelaskan, secara nasional baru terdapat tiga provinsi yang berhasil mencapai TFR 2,1: DIY, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara. Ada lagi provinsi dengan TFR seperti Bali dan DKI Jakarta. Tetapi, ada 10 provinsi yang masih di angka 2,2 dan juga masih ada banyak provinsi lainnya yang di atas 2,5.

“Nah, inilah saya berharap mereka-mereka yang ada di NTT, Papua, Papua Barat ikutlah bagaimana kita bisa mengendalikan jumlah anak itu masih harus diperhatikan. Jadi ASN harus memberikan contoh dua anak lebih sehat, saya kira itu penting untuk selalu dikampanyekan juga untuk di daerah-daerah yang rata-rata, kehamilannya masih cukup tinggi,” tandas Hasto.

Di bagian akhir, Hasto berpesan agar ASN sadar tentang kependudukan sekaligus peduli kependudukan. ASN harus memperhatikan bahwa penduduk itu harus berkualitas, tidak hanya kuantitas. Kualitas menjadi penting. Dan, stunting menjadi berkontribusi utama dalam kualitas.

“ASN adalah sebuah motor penggerak dari kesadaran masalah kualitas penduduk. Sehingga, ASN juga harus tahu betul bahwa kita harus meningkatkan IQ kita. Kita harus kerja keras mencetak generasi yang unggul,” tegas Hasto.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top