Home / Berita Utama / BKKBN Ngaku Kalah dari Kabupaten Sukabumi

BKKBN Ngaku Kalah dari Kabupaten Sukabumi

Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Wendy Hartanto. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Wendy Hartanto. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

JAKARTA – DUAANAK.COM

Kiprah Kabupaten Sukabumi dalam mengembangkan sejumlah program kependudukan mendapat acungan jempol Deputi Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wendy Hartanto. Wendy pun tak ragu mengakui BKKBN kalah dari kabupaten paling luas di Jawa dan Bali tersebut.

“Ketika BKKBN belum berhasil menggandeng kementerian-kementerian terkait untuk bahu-membahu mengembangkan pembangunan berwawasan kependudukan, Sukabumi sudah lebih dulu melakukannya. Ini luar biasa. Kebijakan nasioanl kalah dari Sukabumi,” kata Wendy saat seminar pembahasan draf policy brief Kampung Keluarga Kecil Berkualitas (KKB) sebagai Best Practice Pembangunan Terpadu Berwawasan Kependudukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, di Jakarta pada 23 Oktober 2014.

Wendy juga mengapresiasi Kabupaten Sukabumi yang sukses mengembangkan kelembagaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD). Kehadirannya, imbuh dia, tak hanya selesai dengan terbentuk sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Lebih dari itu, BKKBD Kabupaten Sukabumi sukses menunjukkan diri sebagai SKPD yang diperhitungkan oleh kepala daerah maupun pemangku kepentingan (stake holders) lainnya. Pada saat yang sama, masyarakat benar-benar merasakan manfaat kehadiran lembaga yang diamanatkan Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (PKPK) tersebut.

Khusus mengenai Kampung KKB alias Kampung Keluarga Kecil Berkualitas, mantan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) ini menilai keberadaannya sebagai model yang tepat untuk mengembangkan pembangunan kependudukan. Model ini merupakan lanjutan dari pembangunan keluarga yang nota bene merupakan unit sosial terkecil masyarakat.

“Model ini sangat baik untuk menjadikan masyarakat berkualitas dalam rangka menghadapi era persaingan global, khususnya ASEAN. Bila penduduk kita tidak berkualitas, jangan kaget bila ternyata dokter gigi tetangga kita misalnya, ternyata berasal dari Kamboja, Filipina, atau negara lainnya. Saya salut kepada Kabupaten Sukabumi yang sukses mengembangkan model Kampung KKB. Bagi saya, Sukabumi merupakan laboratorium kependudukan di Indonesia,” kata Wendy.

Sejalan dengan itu, mantan Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut meminta para petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) untuk mengakomodasi masalah-masalah kependudukan dalam menjalankan tugasnya. PLKB tak lagi berkutan pada ajakan untuk ber-KB, melainkan turut mendorong keluarga untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Pun ketika menemukan anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran untuk segera meminta orang tuanya mengurus administrasi kependudukan tersebut.

Di tempat yang sama, Kepala BKKBD Kabupaten Sukabumi Ade Mulyadi mengungkapkan, Kampung KKB yang dikembangkannya kini menjadi salah satu dari 18 program prioritas Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Model integrasi pembangunan KKB ini juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi. Dengan begitu, Ade tidak khawatir kegiatan tersebut tiba-tiba hilang di tengah jalan.

“Kampung KKB tidak hanya dijalankan BKKBD, melainkan turut melibatkan SKPD lain. Untuk memuluskannya, kami berkoordinasi dengan Bappeda agar SKPD terkait memasukkan indikator-indikator yang ada dalam Kampung KKB ini ke dalam rencana kerja mereka,” terang Ade.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top