BANDUNG | DUAANAK.COM
Setelah lama kosong, akhirnya 1 Juli 2019 lalu kursi kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terisi. Adalah Hasto Wardoyo, seorang dokter spesialis kandungan yang diplot Istana untuk memimpin agenda pembangunan kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di tanah air. Sebelum ditarik ke Jakarta, Hasto merupakan Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rekam jejaknya selama memimpin Kulon Progo layak mendapat acungan jempol. Wajar bila kemudian namanya masuk dalam radar Istana untuk mengisi kekosongan orang nomor satu di BKKBN. Untuk mengenal lebih jauh bos anyar BKKBN tersebut, Warta Kencana mencoba menelusuri sejumlah informasi terkait sosok Hasto, baik tayangan wawancara, berita reguler di sejumlah media, hingga mengintip portal resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Berikut rangkumannya.
Hasto Wardoyo lahir di Kulon Progo, 30 Juli 1964 lalu. Usai menamatkan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1989, dunia Hasto tak jauh-jauh dari latar belakang pendidikannya. Setahun setelah lulus, Hasto berangkat Kabupaten Kutai di Kalimantan Timur untuk mengabdikan diri sebagai Kepala Puskesmas Kahala, daerah pedalaman Kalimantan.
Dalam sebuah wawancara dengan kanal televisi online, Hasto mengaku memilih sendiri lokasi puskesmas yang akan dipimpinnya. Alasannya, Hasto muda ingin belajar banyak hal tentang kesehatan masyarakat pedalaman.
Lima tahun kemudian, Hasto kembali ke Yogyakarta. Dia menjadi staf medis fungsional di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito. Dari situ dia kemudian menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran UGM. Hasto pun menapaki karir di almamaternya tersebut sampai 2010, dengan jabatan terakhir Ketua Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis Obsetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr. Sardjito.
Hasto kemudian beralih haluan menjadi politikus dan ambil bagian dalam kontestasi kepala daerah. Namun demikian, Hasto tetap menekuni profesinya sebagai dokter kandungan. Bahkan ketika dirinya sudah menjalani tugas sebagai Bupati Kulon Progo. Selama menjadi bupati inilah Hasto banyak mengekplorasi potensi Kulon Progo. Hasilnya bisa terus dinikmati masyarakat Kulon Progo hingga kini.
Lalu, apa yang akan dilakukan Hasto ketika mendapati tugas baru sebagai Kepala BKKBN? Menjawab pertanyaan tersebut, Hasto mengungkapkan bahwa pada dasarnya BKKBN harus bisa menyiapkan struktur penduduk ideal menyongsong periode bonus demografi. Di sini, peran BKKBN dalam menjaga pertumbuhan penduduk untuk menciptakan penduduk yang berkualitas dan bonus demografi bisa menjadi berkah di Indoensia.
Dalam menjaga bonus demografi dari beban demografi harus ada roadmap kependudukan. Seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi, Hasto mengaku mendapat pesan menurunkan tingkat kematian ibu dan pencegahan stunting.
Untuk itu, perlu ada sosialisasi baru, dari sebelumnya dua anak cukup menjadi dua anak sehat. Dalam menyampaikan pesan harus bisa dimengerti oleh pihak masyarakat untuk mendapatkan isi pesan dari dua anak cukup. Rebranding pun menjadi target awal Hasto di BKKBN.
“Kerangka kerja di BKKBN sudah ada. Hal yang penting jelas untuk dilanjutkan adalah menjaga pertumbuhan penduduk seimbang. Selain itu, target dari Bappenas tingkat fertilitas 2,1 anak per ibu. Inovasi yang akan dilakukan adalah rebranding, khususnya untuk targetnya adalah milenial,” terang Hasto.
Menjaga pertumbuhan penduduk seperti penggunaan alat kontrasepsi yang diberikan secara merata, sehingga tujuan akhirnya adalah meratakan kualitas dan kuantitas penduduk. Inovasi yang dilakukan bukan hanya bersifat teknokratis, tapi yang perlu dirubah mindset, untuk itu yang dikerjakan adalah campaign yang dapat mengubah mindset, yang mampu “menjebol” tatanan berpikir yang umum. Jika ingin lakukan perubahan, maka yang dilakukan tidak cukup hanya inovasi tapi harus ada revolusi.
“Salah satu cara campaign agar bisa merevolusi mindset masyarakat adalah dengan mencari kata yang lebih tepat untuk diterima masyarakat. Contoh, jika menggunakan kata sexual education maka yang ditangkap masyarakat adalah mengajarkan tentang sexual intercourse. Untuk itu, harus menggunakan bahasa yang lebih bisa diterima masyarakat adalah edukasi kesehatan reproduksi. Penggunaan istilah kesehatan reproduksi lebih mampu menyentuh ke anak-anak milenial untuk lebih terbuka sexual education.
Pendidikan seks kepada millenials harus bisa mengikuti zaman. Harus menggunakan kaca mata milenial itu sendiri. Sejalan dengan hal itu, Hasto menargetkan rebranding BKKBN. Tujuannya memberikan persepektif berbeda mengenai BKKBN. Hasto menargetkan proses rebranding sudah selesai akhir tahun ini. NJP
Hasto Wardoyo memang sarat prestasi.
Dokter Teladan 1992
Hasto dinobatkan menjadi Dokter Teladan pada 1992. Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden Soeharto.
Penghargaan ini diberikan kepada Hasto atas dedikasinya menjadi dokter di pedalaman Kalimantan Timur usai lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 1989.
Sebelum Hasto, memang banyak dokter yang ditempatkan di puskesmas pedalaman tersebut. Namun, kebanyakan hanya bertahan 2-3 hari saja. Sementara, Hasto saat ditempatkan di daerah terpencil begitu menikmati tugasnya. Bahkan, ia sering melakukan kegiatan di luar bidang medis.
“Saya juga ngajar SD, SMP karena di sana guru juga kurang. Ngajar Pramuka juga,” tuturnya dalam program Inspirato Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama
Hasto juga pernah menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo yang memberikan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama pada Senin, 15 Agustus 2016.Penghargaan ini diperoleh karena jasanya dalam meningkatkan perekonomian Kulon Progo yakni lewat program Bela dan Beli Kulon Progo.
Best Communicator 2018 Kategori Bupati
Kemampuan Hasto berkomunikasi dengan jajaran serta masyarakat membuatnya terpilih menjadi Best Communicator 2018 Kategori Bupati dari PR Indonesia.
“Dokter Hasto ketika bicara, apa yang disampaikan itu paham betul. Beliau merupakan satu dari sedikit pemimpin daerah dalam hal ini Bupati yang tahu harus bicara apa tentang diri dan wilayahnya kepada publik,” kata Founder & CEO PR INDONESIA Asmono Wikan seperti mengutip laman resmi kulonprogokab.go.id.
Pembina BUMD Terbaik
Dalam ajang TOP BUMD 2019 di Jakarta 2 Mei 2019 Hasto dinobatkan sebagai Pembina BUMD Terbaik. Menurut para juri ia sukse berkontribusi memajukan badan usaha milik daerah.
Selain itu ia juga pernah meraih penghargaan Sutomo Tjokronegoro, ini adalah penghargaan tertinggi dari Ikatan Dokter Indonesia pada Muktamar IDI ke-30 pada tahun 2018. Selain itu masih banyak prestasi pria yang juga pakar bayi tabung ini.