Home / Berita Daerah / Tim Mupen Racing 2.0 Kagumi Kampung KB Pasir Cariu

Tim Mupen Racing 2.0 Kagumi Kampung KB Pasir Cariu

CIAMIS | DUAANAK.COM

Kemarau boleh saja membakar lahan-lahan di seantero Jawa Barat. Namun, tidak berlaku bagi warga Kampung KB Pasir Cariu di Kampung Ciater, Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Nyaris seluruh lahan pekarangan warga dipenuhi tumbuhan hijau. Bawang daun, seledri, selada, dan cabe rawit merupakan beberapa contoh yang jamak ditemui di setiap pekarangan.

Wajar bila kemudian rombongan tim Mupen Racing 2.0 (Mobil Unit Penerangan Roadshow Ayo Cegah Stunting 2.0) terkagung-kagum. Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) Perwakilan BKKBN Jawa Barat Arif Rifqi Zaidan yang memimpin rombongam blak-blakan mengakui kedatangannya ke Kampung KB Pasir Cariu untuk belajar kepada warga di sana tentang bagaimana membangun kemandirian dan gotong royong warga dalam mengembangkan kampung KB.

“Alhamdulillah tumbuhan di sini tidak ada yang stunting. Sayurannya subur menghijau. Sepanjang perjalanan kami menuju ke sini nyaris semuanya mengering. Di sini tidak sama sekali. Inilah potret sesungguhnya kampung KB yang kami cari. Kami datang ke sini untuk belajar kepada Bapak/Ibu tentang bagaimana mengelola kampung KB mandiri. Semuanya oleh warga, untuk warga,” ujar Zaidan mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Jabar.

Nada yang sama juga banyak terlontar dari sejumlah anggota rombongan yang pada siang ini, 28 Oktober 2019, menyambangi salah satu kampung KB terbaik di Jawa Barat tersebut. Kekaguman juga terbaca jelas dari kesan dan pesan pengunjung sebagaimana terdokumentasi dengan baik dalam buku tamu yang tersedia di Bale Sawala.

Kampung KB Pasir Cariu memang tumbuh dalam budaya agraris yang lekat dengan tradisi gotong-royong. Hampir sebagian lahannya merupakan area pertanian. Namun begitu, lokasinya tidak jauh dari Situ Lengkong yang menjadi daya tarik pariwisata, baik wisata alam maupun wisata religi. Kesuburan lahan tampaknya tak lepas dari keberadaan situ itu sendiri. Tidak berlebihan bila keberadaan Situ Lengkong dianggap sebagai pusat kehidupan warga Kampung KB Pasir Cariu maupun masyarakat Panjalu pada umumnya.

Ihwal budaya guyub yang melekat bersama berdirinya kampung KB, Ketua Kampung KB Pasir Cariu Agus Misbah menjelaskan, kebersamaan warga pada dasarnya tidak lepas dari upaya warga dalam mengatasi kekurangan sumber daya daerahnya. Agus mencontohkan, ketika mendapati biaya pembuatan papan reklame untuk menyampaikan pesan “Delapan Fungsi Keluarga” ternyata cukup mahal, maka warga inisiatif untuk membuat sendiri. Hasilnya malah lebih bagus dari yang semula mau kita pesan.

“Sekarang malah dari daerah lain yang memesan kepada kami. Ini jadi keuntungan sendiri bagi warga. Begitu juga ketika kami akan membuat mural di dinding sekolah. Saat bertanya ternyata harganya sampai Rp 2 juta. Kami tak punya uang untuk itu. Akhirnya kami menggambar sendiri. Habisnya hanya Rp 250 ribu,” kata Agus.

Adapun pemanfaatan pekarangan rumah sebagai tempat bercocok tanam termotivasi keinginan memanfaatkan ruang kosong sebagai lahan produktif. Selama ini sayuran hanya ditanam di kebun. Padahal banyak lahan pekarangan yang tidak dimanfaatkan.

“Kini kebiasaan bercocok tanam di pekarangan itu telah mengubah kebiasaan berbelanja. Bila sebelumnya warga belanja di pasar, kini pedagang pasar mendatangi warga untuk membeli hasil cocok tanam di pekarangan. Kampung KB benar-benar berhasil mengubah kebiasaan warga sekaligus menghadirkan kebaikan bagi seluruh warga,” pungkas Agus.(NJP)

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top