Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, rombongan Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) melakukan bhakti sosial di Wilayah Korem 063/SGJ Cirebon pada 20 dan 21 Mei 2014.Kegiatan yang dilakukan antara lain bakti sosial pencegahanantinarkoba, pemeriksaan papsmear,operasi katarak,operasi bibir sumbing, operasi hernia, pelayanan keluarga berencana (KB), dan pengobatan massal.
Pimpinan rombongan SIKIB Ratna Sinarsari Joko Suyanto (isteri Menkopolkam Joko Suyanto) dalam jumpa pers menjelaskan bahwa kegiatan bhakti sosial SIKIB bertujuan meningkatkan kepedulian dan kebersamaan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Di Cirebon, SIKIB menyerahkan bantuan secara simbolis berupa kaki tangan palsu untuk empat orang, bingkisan untuk 700 orang, bantuan kepada 10 posyandu, dan penyerahan backdrop kepada 10 sekolah.
Khusus kunjungan kepada Rumah Sakit Pertamina Klayan, rombonganjuga mengunjungi pelayanan KB pada Bus Muyan (mobil unit pelayanan KB). Mobil tersebut diseain khusus untuk melakukan pelayanan KB secara bergerak (mobil) dari desa ke desa.Rombongan yang didampingi Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat Ir. Siti Fathonah, MPH dan Kepala BPPKB Kabupaten Cirebon H. Moh. Sofyan, MH. turut membrikan pengarahan dan support kepada para peserta KB yang baru dilayani.
Siti Fathonah mengatakan bahwa Rumah Sakit Pertamina termasuk rumah sakit kelas atas, dimana penggunanya adalah masyarakat the have, seyogyanya menyisihkan sebagian dari corporate social responsibility(CSR) untuk para keluarga miskin yang menjadi peserta KB. Bentuknya bisa bermacam macam seperti bantuan transportasi, atau paket kepedulian kepada kaum dhuafa.
Pada kesempatan itu, Moh. Sofyanmengatakan bahwa bakti sosial SIKIB merupakan momentum yang cukup menguntungkan daerah karena kunjungan itu membawa hikmah bagi masyarakat di Kabupaten Cirebon.Dikatakannya pula bahwa pembangunan kependudukan dan KB merupakan pembangunan yang ada pada sektor hulu. Dengan terkendalinya pertumbuhan penduduk, paling tidak akan memudahkan intervensi dalam pembangunan sektor lain, seperti pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi, yang merupakan indikator indeks pembangunan manusia.
“Apabila gagal dalam mengendalikannya, maka akan menjadi prahara dahsyat yang berdampak pada sektor pembangunan lain,” tandas pria yang akrab disapa Opang tersebut.(HUSEIN FAUZAN/CIREBON)