Home / Berita Daerah / Pengelola KB Ciamis Belajar Banyak dari Bali

Pengelola KB Ciamis Belajar Banyak dari Bali

Seorang gadis Bali membawa sesajen untuk keperluan sembahyang.(500PX.COM)

Seorang gadis Bali membawa sesajen untuk keperluan sembahyang.(500PX.COM)

DENPASAR – DUAANAK.COM

Sejumlah pengelola program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di lingkungan Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemerintahan Desa (BKBPMPD) Kabupaten Ciamis mengaku mendapat manfaat banyak dari kunjungannya ke Provinsi Bali beberapa waktu lalu. Terutama dalam mencapai kesertaan program keluarga berencana (KB) yang hampir mencapai 100 persen dan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) 2,1.

Kunjungan kerja BKBPMPD Kabupaten Ciamis diikuti 222 peserta dari pengelola program tingkat lini lapangan hingga pimpinan lembaga dan mitra kerja. Dari unsur pimpinan tampak bersama rombongan antara lain Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Helmi Lestari, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Rina Takarina, dan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dian Budiyana. Urang Ciamis tersebut diterima Plt Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Bali Humphrey Apon di ruang kerjanya.

Humphrey menjelaskan, keberhasilan program KB di Pulau Dewata antara lain ditandai dengan tercapainya TFR yang diinginkan. “TFR di Propinsi Bali tampaknya sudah mencapai 2,1 atau sudah mencapai replacement level. Kondisi tersebut sangat menggembirakan karena berlangsung relatif stabil dalam periode lima tahun terakhir. Demikian jika dikaji hasil dari sensus Propinsi Bali oleh BPS bahwa perkembangan TFR dari lima tahun terakhir ini menunjukkan penurunan,” kata Humphrey.

Humphrey lantas merinci penggunaan kontrasepsi di provinsi tersebut. Data teranyar menunjukkan, KB aktif mencapai 98,95 persen. Pengguna IUD 100,92 persen, MOW 82,51 persen, MOP 73,68 persen, Implant 101,17 persen, dan Kondom 107,94 persen. Peserta KB baru IUD 17,34 persen, MOW 22,21 persen, MOP 3,46 persen, Implant 13,07 persen, kondom 29,57 persen.

Kepala BKBPMPD Kabupaten Ciamis Dondon Rudiana melalui Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Helmi Lestari didampingi Kasubid Ketahanan dan Ekonomi Keluarga Yeti Rosmiati berharap para pengelola program KB dapat memetik pelajaran yang didapat dari hasil kunjungan kerja selama dua hari tersebut. Dia meminta hasil studi banding diterapkan dalam memberikan pelayanan program KB dan pemberdayaan masyarakat dan desa di Kabupaten Ciamis.

Salah seorang kepala UPTB yang menjadi peserta studi banding, Agus, memberikan apresiasi atas kunjungan kerja tersebut. Menurutnya hasil dari studi banding ini bisa betul-betul diterapkan di Kabupaten Ciamis, terutama bagaimana menyampaikan seputar pengelolaan program KB kepada masyarakat.

 

Belajar Menata Pariwisata

 

Sementara itu, Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Kabupaten Ciamis Aa Mamay mengaku mendapat pembelajaran dari pengembangan pariwisata di Pulau Bali. Keberhasilan Bali dalam menata pariwisata ditandai dengan melekatnya Bali sebagai destinasi wisata utama di dunia. Bahkan, tidak jarang traveler international lebih mengenal Bali daripada Indonesia.

“Seringkali mereka berpikir bahwa Indonesia merupakan bagian dari Bali, padahal situasi yang benar adalah Bali merupakan bagian dari Indonesia. Saya telah menerima informasi mengenai beberapa tempat wisata favorit di pulau yang indah ini,” kata Mamay.

Sebagai gambaran, Bali memiliki aneka wisata yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota. Pulau dengan luas 5636 kilometer persegi ini dihuni 4 juta jiwa dengan kepadatan penduduk 694 per kilometer persegi. Hampir 92 persen warga Bali beragama Hindu, sisanya beragama Islam, Kristen, dan Budha.

Dalam mitologi Bali, pulau ini kali pertama diperkenalkan seorang petapa dari Gunung Raung di Jawa Timur, Maha Rsi Markandeya, pada abad ke-17. Dalam doanya dia mendapat wahyu untuk pindah ke Pulau Dawa, sebuah pulau yang panjang. Dengan membawa 800 orang pengikut mereka memulai perjalanan hingga akhirnya tiba di wilayah Bali Barat. Namun, dalam perjalanan ini ¾ pengikutnya meninggal dunia dimakan harimau dan ular besar di hutan sehingga mereka memutuskan untuk kembali ke Gunung Raung.

Setelah  mendapatkan pengikut baru dan melakukan ritual menanam Panca Dhatu yang terdiri dari lima jenis logam sebagai penolak bala akhirnya mereka kembali ke Pulau Dawa dan berhenti di kaki Gunung Agung, tepatnya Besakih. Agama Hindu yang lebih tepat disebut agama Bali mulai diperkenalkan dan mereka menyembah Sanghyang Widhi tiga kali sehari dengan menggunakan sesajen atau bebali yang mengandung tiga unsur, yaitu air, api, dan bunga.

Sejarah tidak resmi menyebutkan, Pulau Bali pertama kali dihuni pada 3000-2500 SM. Mereka adalah orang Asia yang bermigrasi ke Pulau Bali, namun zaman mereka tergantikan oleh orang India yang beragama Hindu pada tahun 100 SM. Dari sinilah budaya India terus berkembang hingga saat ini.

Budaya Bali sangat banyak dipengaruhi oleh budaya India. Nama lain Bali yaitu Balidwipa ditemukan pada berbagai prasasti di antaranya Prasasti Blanjong yang dibuat Sri Kesari Warmadewa pada 913 Masehi. Pada masa ini mereka telah menemukan sistem irigasi subak yang terkenal sebagai system persawahan yang paling terkenal di Bali.(MAMAY/DIAN/IPKB CIAMIS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top