Home / Berita Daerah / Nurhayati Effendi: Sosialisasi Stunting Perlu Tindak Lanjut Nyata

Nurhayati Effendi: Sosialisasi Stunting Perlu Tindak Lanjut Nyata

Anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Effendi dalam sosialisasi program percepatan penurunan stunting di halaman Desa Simpen Kaler, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin 25 Juli 2022. (ARUL/GARUTPLUS)

GARUT | WARTAKENCANA.COM

Dalam rangka membantu pemerintah dalam penurunan angka stunting, anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Effendi menyelenggarakan sosialisasi program percepatan penurunan stunting di halaman Desa Simpen Kaler, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin 25 Juli 2022. Nurhayati mengatakan kegiatan sosialisasi ini digelar sebagai langkah awal untuk melakukan pencegahan yang selanjutnya oleh pihaknya akan ditindaklanjuti dengan langkah nyata.

“Angka stunting secara nasional masih sangat tinggi, di kisaran 24 persen. Di Dapil saya ini (Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan Garut) merupakan salah satu penyumbang yang bisa dikatakan besar juga,” katanya ditemui di lokasi, Senin 25 Juli 2022.

Menurutnya, sosialisasi seperti yang ia lakukan perlu terus dilakukan untuk menyebarkan informasi stunting hingga ke daerah-dareah. “Stunting itu tidak bisa hanya ditangani dengan sosialisasi, tetapi kita juga harus menangani dengan intervensi langsung,” katanya.

Menurutnya, bayi stunting akut harus mendapatkan intervensi langsung. Yakni, dengan memberikan makanan bergizi untuk konsumsi sehari-hari selama beberapa bulan dan dalam pengawasan tenaga kesehatan.

“Faktor ekonomi bisa, faktor pola asuh, lingkungan juga mempengaruhi anak kena stunting. Juga fakor pemberikan nutrisi yang kurang bisa menjadi pemicu,” katanya.

Anak yang kena stunting tersebut yakni memiliki kekurangan asupan nutrisi yang mempengaruhi pertumbuhan otak, tinggi badan, dan lainnya. “Kalau berat badan dan tinggi badannya kurang tapi otaknya masih normal itu masih bisa dikatakan rendah stunting-nya. Tapi kalau otaknya sudah tidak berfungsi bagus, tinggi dan berat badannya tidak normal itu sudah dikatakan stunting,” jelasnya.

Sebagai solusinya, Nurhayati mendorong pemerintah, baik pusat maupun daerah, agar bisa menerapkan program yang telah diluncurkan. “Ya kami sudah mendorong agar pemerintah bisa menjalankan program telah luncurkan. Program ini sudah berjalan dengan baik, banyak yang sudah keluar dari stunting itu,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat Wahidin mengaku terus berupaya untuk menurunkan angka stunting. “Kami terus bekarja keras untuk menurunkan stunting di Jawa Barat, salah satunya dengan memberikan makannan pendamping bagi yang terindikasi stunting,” ucapnya. (NJ)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top