Community Organizing yang dibentuk oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Barat di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut dan Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung sebagai daerah piloting-nya tak hanya terfokus pada masyarakat saja, pelayanan kesehatan melalui Posyandu pun mendapat perhatian. “Posyandu itu memiliki lima kegiatan utama, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan Penanggulangan Diare. Semuanya berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak,” tutur Program Officer Sehat Bersama Masyarakat PKBI Jabar, Triani Wulandari di kantor PKBI Jabar, Senin (18/11).
Hanya saja, kata Triani, Posyandu yang berada di dua lokasi itu sebagian besar masih dalam strata Posyandu Pratama. PKBI Jabar berupaya untuk meningkatkan strata tersebut agar lima kegiatan utama Posyandu bisa dijalankan dengan layanan yang berkualitas. “Jika Posyandu masih dalam tingkat pratama, tentu akan berakibat pada kualitas kesehatan ibu dan anak yang amat rendah,” ujar Triani. Menurutnya, salah satu upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak tentunya dengan meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas.
Hal yang telah dilakukan oleh PKBI Jabar terhadap Posyandu Pratama salah satunya dengan menyelenggarakan Lokakarya Tata Kelola Posyandu Mandiri-Unggulan di dua lokasi tadi, yaitu di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut pada 12 November 2013 dan di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung pada 13 November 2013. “Melalui lokakarya tersebut, teridentifikasi peluang dan harapan, serta tersusunnya langkah yang rasional dan terukur untuk mencapai tingkat Posyandu Mandiri,” terangTriani.
Adapun tujuan dan output yang diharapkan PKBI Jabar dengan lokakarya tersebut agar kader Posyandu dapat mengetahui dan memahami strata indikator Posyandu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Tak hanya kader Posyandu saja yang menjadi sasaran utama lokakarya tersebut, para pemangku kepentingan yang terkait dengan kegiatan Posyandu juga turut hadir, diantaranya perwakilan UPTD KB, bidan desa, perwakilan remaja, perwakilan dari kecamatan dan desa.
“Salah satu indikasi berdayanya masyarakat itu adalah kemampuan membentuk, memanfaatkan dan mengelola Posyandu hingga mencapai strata mandiri,” kata Triani. Ia mengatakan, bahwa untuk mencapai strata mandiri tersebut, perlu diupayakan dan dirumuskan bersama langkah-langkahnya. “Dengan lokakarya tersebut, kami menemukan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan tantangan yang dimiliki dan dihadapi Posyandu pada masing-masing lokasi,” papar Triani.
Posyandu Pratama merupakan Posyandu yang belum mantap, kegiatannya belum rutin, dan memiliki kader yang terbatas. “Keadaan ini dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi,” ujar Triani.
Kemudian, Posyandu Madya merupakan Posyandu yang memiliki kegiatan lebih teratur, dan memiliki kader berjumlah 5 orang. Adapun Posyandu Purnama merupakan Posyandu dengan kegiatan yang sudah teratur, memiliki cakupan program atau kegiatan yang baik, jumlah kader 5 orang, dan mempunyai program tambahan. Sementara Posyandu Mandiri merupakan Popsyandu dengan kegiatan yang mantap dan teratur, cakupan program dan kegiatannya baik, serta memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap.(RN)