Home / Berita Daerah / Jabar Selatan High Cost, Tapi Tak Akan Ditinggalkan

Jabar Selatan High Cost, Tapi Tak Akan Ditinggalkan

Kepala BKKBN Jabar Sugilar (paling kanan) bersama rombongan Gubernur Heryawan usai meninjau Gua Lalay di Rancabuaya, Garut Selatan. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Kepala BKKBN Jabar Sugilar (paling kanan) bersama rombongan Gubernur Heryawan usai meninjau Gua Lalay di Rancabuaya, Garut Selatan. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

SUKABUMI – DUAANAK.COM

Apa yang ditemukan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Sugilar setelah mengikuti safari kunjungan kerja (Kunker) Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan selama tiga hari, 2-4 Januari 2015, di pesisir Jabar Selatan? Adakah hal baru yang berkaitan dengan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di salah satu daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan (Galciltas) di Jabar tersebut? Dua pertanyaan itu yang dijawab Sugilar sesaat sebelum meluncur kembali ke Bandung, Minggu siang, 4 Januari 2015.

“Kami menilai apa yang dilakukan Pak Gubernur untuk turun ke masyarakat sangat baik. Ini salah satu cara mengetahui bagaimana jalannya program pemerintah secara langsung. Bagi kami sendiri di BKKBN menjadi kesempatan untuk melihat pelaksanaan program KKBPK di lapangan,” kata Sugilar.

Yang membuat Sugilar sedikit mengganjal adalah mepetnya informasi yang diterima sebelum keberangkatan. Kalau saja waktunya lebih banyak, maka ada kesempatan untuk menyisipkan agenda pelayanan KB atau setidak-tidaknya peninjauan terhadap implementasi program kependudukan, keluarga berencana (KKBPK) yang berkaitan dengan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (PK3). Sebut saja misalnya Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), atau Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).

Belajar dari safari perdana tahun baru, Sugilar berencana memperbanyak blusukan alias kukurusukan untuk menyerap lebih banyak informasi program. Selain informasi yang diterima lebih akurat, turun langsung ke tengah masyarakat mampu lebih mempererat silaturamim sekaligus membangun spirit kekeluargaan di antara pengelola program KKBPK dan masyarakat.

“Pokoknya kalau ke depan Pak Gubernur turun ke lapangan, kami ingin terus berpartisipasi. Apapun tema yang diusung selama blusukan,” kata Sugilar.

Selain itu, Sugilar mengungkap keinginannya untuk kembali menggelar roadshow penggarapan khusus program KKBPK seperti yang telah dilakukan BKKBN Jabar selama beberapa tahun terakhir. Pada 2011 lalu, BKKBN Jabar menggelar roadshow Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana (Mupen KB) dengan menyisir pantai selatan. Setahun kemudian, roadshow serupa menyasar pinggiran Pantau Utara Pulau Jawa (Pantura). Sementara pada 2013 lalu giliran Jawa Barat bagian tengah mendapat giliran kunjungan Mupen KB dari berbagai kabupaten dan kota di Jabar.

Sugilar berbincang dengan bidan tenaga sukarela di Agrabinta, Cianjur Selatan. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Sugilar berbincang dengan bidan tenaga sukarela di Agrabinta, Cianjur Selatan. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Di sisi lain, blusukan bersama Gubernur Heryawan seolah menginformasi julukan Jabar selama ini sebagai “Ratu KB Suntik”. Dari sejumlah pasangan usia subur (PUS) maupun tenaga kesehatan yang ditemui sepanjang perjalanan menyebutkan bahwa sebagian besar peserta KB di Jabar merupakan pengguna kontrasepsi suntik. Pada saat yang sama, beratnya medan yang dihadapi para pengelola program KKBPK di daerah galciltas menjadi salah satu kendala akselerasi program di daerah.

“Harus kita akui penggarapan KB di daerah (Jabar) Selatan ini memang high cost. Sebaliknya, masyarakat juga kesulitan untuk mengakses pelayanan KB. Jadi, walaupun masih didominasi suntik atau pil, bagi kami itu lebih baik ketimbang berhenti di tengah jalan gara-gara dipaksakan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang atau MKJP. Kita fokus pada keberlangsungan kesertaan ber-KB,” kata Sugilar.

“Perlu diingat pula, walaupun high cost, kami BKKBN tidak akan meninggalkan Jabar Selatan. Kami terus berusaha mengoptimalkan penggarapan program di semua titik di Jawa Barat. Khusus daerah galciltas, kami terus berupaya mendekatkan akses pelayanan kepada mereka. Pada saat yang sama, kami terus meningkatkan pelayanan kualitas pelayanan maupun kualitas ber-KB secara umum,” Sugilar menambahkan.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top