Home / Berita Daerah / Begini Kalau Soleh Solihun Bicara Program KKB

Begini Kalau Soleh Solihun Bicara Program KKB

Soleh Solihun (WWW.DJARUM-SUPER.COM)

Soleh Solihun (WWW.DJARUM-SUPER.COM)

Jurnalis cum seniman serbabisa Soleh Solihun menyarankan pemerintah untuk memasukkan materi kependudukan dan keluarga berencana (KKB) masuk ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan begitu, anak-anak sekolah bisa mengenal dengan baik program KKB secara dini. Soleh juga meminta pemerintah menggandeng para ulama untuk menjadikan program KKB sebagai salah satu materi ceramah atau bahkan khutbah jumat.

 

“Kalau yang ngomong dari kalangan agama pasti lebih diterima. Maklum, program BKKBN ini bisa dibilang bertentangan dengan ajaran agama. Kalau agama bilang punya anak bisa berapa saja. Rejeki mah sudah ada yang mengatur,” kata Soleh saat dicegat usai penjurian grand final Pentas Komedi Generasi Berencana (Genre) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Piaza Gandaria City, Jakarta, Jumat (6/12) sore.

 

Dia mencontohkan, konsep rejeki yang selama ini dipahami para orang tua. Ketika sebuah keluarga memiliki anak tiga, maka bukan dua rejeki dibagi lima anggota keluarga. Pemahaman yang berkembang adalah setiap orang membawa rejeki masing-masing. Ini salah satu hambatan utama program KKB di masyarakat Indonesia yang dikenal religius.

 

“Menurut saya sudah saatnya (BKKBN) menjalin kerjasama dengan para pengkhutbah, majelis taklim, gereja-gereja di seluruh daerah di Indonesia. Kalaupun menurut Allah rejeki sudah diatur, tapi yaa punya anak mah dua saja gitu,” ujar comic yang sebelumnya menjadi salah satu jurnalis majalah musik terkemuka The Rolling Stone tersebut.

 

“Selama ini, ketika kita mengampanyekan dua anak cukup, tapi kata ustad jangan khawatir karena rejeki mah sudah ada yang ngatur. Jadi gak usah takut kehilangan rejeki. Ini kontraproduktif terhadap program KB,” Soleh menambahkan.

 

Khusus untuk menyasar kalangan remaja, penyiar salah satu radio di Jakarta ini menilai pilihan terbaik ada pada kurikulum. Artinya, materi program KKB diberikan dalam pembelajaran formal di sekolah.

 

“Masuk ke pelajaran-pelajaran, biar mereka tahu. Di Indonesia pendidikan seks saja tabu. Ini harus diubah. Sudah saatnya (program KKB) masuk ke kurikulum pendidikan untuk menekankan pentingnya perencanaan keluarga. Harusnya remaja tahu bahwa punya anak itu tidak semudah yang dikira, butuh tanggung jawab. Kalau anaknya banyak, maka energi lebih terkurang,” Soleh mencontohkan.

 

Di luar semua itu, jebolan Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menyarankan adanya duta atau juru bicara program KKB. Duta inilah yang setiap saat mengingatkan masyarakat tentang pentingnya pengendalian penduduk, perencanaan keluarga, atau turunan program KKB lainnya.

 

“Harus ada ambasador sih. Itu lebih gampang. Jadi, ada spoke person BKKBN yang selalu mengingatkan, sudahlah jangan punya anak lebih dari dua,” tandasnya.

 

Disinggung pelaksanaan Pentas Komedi Genre, Soleh penyelenggaraan tahun ini sudah lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Bila tahun lalu muatan humor maupun pesan kurang berbobot, tahun ini lebih oke. Dia pun menyambut baik penyelenggaraan kompetisi stand up comedy yang digagas BKKBN tersebut. Menurutnya, pesan-pesan seperti stand up comedy cocok untuk menyosialisasikan program karena disampaikan secara lugas dan menghibur.

 

“Ini cocok untuk mengingatkan (masyarakat tentang pentingnya program KKB) dengan cara menghibur. Orang kan pada dasarnya tidak suka diingatkan secara langsung. Jangan begini, jangan begitu. Meski begini, meski begitu. Karena itu, sangat cocok disampaikan dengan cara komedi. Kayak kampanye tapi dibikin komedi,” Soleh mengakhiri.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top