Home / Berita Utama / Warga Jawa Barat Paling Tahu Posyandu

Warga Jawa Barat Paling Tahu Posyandu

Salah satu posyandu di Kota Depok. (DOK. BKKBN JABAR)

Salah satu posyandu di Kota Depok. (DOK. BKKBN JABAR)

BANDUNG – DUAANAK.COM

Upaya jor-joran Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk merivitalisasi pos pelayanan terpadu (Posyandu) tak sia-sia. Keberadaan posyandu pun menjadi bagian tak terpisahkan dari entitas masyarakat Jawa Barat. Bahkan, dibanding provinsi lain di Indonesia, rumah tangga Jawa Barat paling mengenal keberadaan posyandu. Tingkat pengetahuan Jawa Barat akan posyandu di atas rata-rata pengetahuan nasional.

Data itu terungkap dalam Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset tahunan ini menunjukkan, pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan posyandu secara nasional angkanya 65,2 persen. Jika dilihat menurut provinsi, maka tertinggi di Jawa Barat (78,2%) dan terendah di Bengkulu (26%). Berturut-turut di bawah Jawa Barat adalah Bali, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sementara peringkat terendah di atas Bengkulu terdiri atas Papua Barat, Papua, dan Kalimantan Tengah.

Pengetahuan terhadap posyandu tersebut menjadi bagian dari pengetahuan rumah tangga terhadap keberadaan keberadaan fasilitas kesehatan (Faskes). Selain posyandu, faskes lain yang ditanyakan meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) atau puskesmas pembantu (Pustu), praktik dokter atau klinik, praktik bidan atau rumah bersalin, poskesdes atau poskestren, dan polindes.

Mengacu kepada laporan tersebut, sampel rumah tangga yang diwawancara dan dianalisis sebanyak 294.959 rumah tangga. Data yang ditampilkan berupa persentase rumah tangga dengan pengetahuan tentang keberadaan faskes tertentu. Keberadaan fasilitas kesehatan secara nasional menurut provinsi diuraikan tentang pengetahuan rumah tangga akan rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, bidan praktik, dan posyandu.

Secara nasional, proporsi rumah tangga mengetahui keberadaan rumah sakit pemerintah sebanyak 69,6 persen, sedangkan rumah sakit swasta 53,9 persen. Rumah tangga yang mengetahui keberadaan rumah sakit pemerintah tertinggi Bali (88,6%) sedangkan terendah Nusa Tenggara Timur (39,6%). Pengetahuan rumah tangga keberadaan rumah sakit swasta tertinggi DI Yogyakarta (82,4%) dan terendah Sulawesi Barat (15,1%). Pengetahuan rumah tangga tentang keberadaan praktik bidan atau rumah bersalin secara nasional adalah 66,3 persen, tertinggi di Bali (85,2%) dan terendah di Papua (9,9%).

Akses pelayanan kesehatan dalam Riskesdas 2013 bertujuan untuk mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan. Selain itu, riset juga mengukur moda transportasi yang dapat digunakan oleh rumah tangga menuju fasilitas kesehatan yang terdiri dari mobil pribadi, kendaraan umum, jalan kaki, sepeda motor, sepeda, perahu, transportasi udara dan lainnya serta penggunaan lebih dari dari satu moda transportasi atau kombinasi.

Hasilnya, waktu tempuh dengan moda transportasi tersebut yang paling sering digunakan oleh rumah tangga dalam bentuk menit. Kemudian yang terakhir memperoleh gambaran tentang biaya atau ongkos transportasi oleh rumah tangga menuju fasilitas kesehatan dalam satu kali pergi.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top