Home / Berita Utama / Senin, Sugilar Dilantik Jadi Kepala BKKBN Jabar

Senin, Sugilar Dilantik Jadi Kepala BKKBN Jabar

Kepala BKKBN Jawa Barat Sugilar (DOK. DUAANAK.COM)

Sugilar, Kepala BKKBN Jawa Barat yang akan dilantik pekan depan. (DOK. DUAANAK.COM)

BANDUNG – DUAANAK.COM

Bila tak ada aral melintang, Senin 22 September 2014 pekan depan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat bakal memiliki nakhoda baru secara definitif. Rencananya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bakal bertindak mewakili pemerintah pusat untuk melantik Sugilar menjadi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro Nomor 22 Bandung.

Sugilar dilantik menggantikan Siti Fathonah yang pada Jumat 12 September 2014 lalu dilantik menjadi Kepala Pusat Kerjasama Internasional BKKBN Pusat. Fathonah kembali ke BKKBN Pusat setelah mengabdi lebih dari tiga tahun di Jawa Barat sejak dilantik pada 5 Agustus 2011 lalu.

Selain dihadiri keluarga dan pejabat terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pelantikan juga direncanakan bakal dihadiri para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Usai dilantik, BKKBN Jawa Barat mengagendakan pisah sambut di Hotel Yehezkiel, Jalan Surapati, Bandung.

Selama memimpin BKKBN Jawa Barat, Siti Fathonah dikenal sebagai pekerja keras dan inovatif. Mengawali karier sebagai peneliti, langkah pertama yang dilakukan Fathonah di Jawa Barat adalah pembenahan data keluarga. Sebagai periset, Fathonah sadar betul bahwa perencanaan program sangat ditentukan oleh data yang dijadikan pijakan program itu sendiri.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Siti Fathonah. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Siti Fathonah. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Tak hanya itu, Fathonah juga menggagas sistem pendataan dan pelaporan data melalui ponsel cerdas (smartphone). Aplikasi ditanam pada ponsel dengan sistem operasi Android. Melalui aplikasi yang diberi nama Cepat, Langsung, Informasi Kependudukan dan Keluarga Berencana (CLIKKB) ini, sistem ini dikembangkan sebagai model pengembangan program KKB Kencana dalam mengantisipasi meningkatnya angka kematian ibu (AKI) maupun angka kematian bayi (AKB). Di tahun 2013, gagasan ini dikembangkan di Kabupaten Bandung. Bermodalkan perapihan data dan penajaman strategi penggerakan program lini lapangan inilah Fathonah mencanangkan 2014 sebagai tahun lapangan.

Desa menjadi kata kunci dalam konsep lini lapangan yang diusung BKKBN Jabar. Bagi Fathonah, lini lapangan berkisar dari desa hingga ke bawah untuk kemudian menyentuh keluarga. Sementara kecamatan dan kabupaten dilibatkan pada sisi manajerial. Fokusnya adalah para sukarelawan di setiap desa. Mereka adalah Pos KB, sub-Pos KB, dan para kader lainnya.

Tak dapat dimungkiri selama ini para kaderlah yang memang menjadi ujung tombak program KKBPK. Para petugas inilah yang mengunjungi pintu demi pintu pasangan usia subur di perdesaan. Keikhlasan frontliner ini sudah terbukti dari tahun ke tahun, bahkan sejak kali pertama program KB digulirkan. Mereka bergerak dengan atau tanpa bantuan biaya operasional.

“Bayangkan, kader-kader ini kan gak ada yang dibayar. Kader inilah yang kita manfaatkan sebagai lini lapangan. Makanya konsep lini lapangan yang saya ambil adalah desa ke bawah, bukan kecamatan. Saya tidak bicara tingkat kecamatan kalau lini lapangan,” jelas Fathonah kala itu.

Sejalan dengan konsep yang diusungnya tersebut, BKKBN Jabar mengagendakan lebih banyak kegiatan yang di dalamnya melibatkan lini lapangan tadi. BKKBN Jabar mencoba menjadi katalisator bergulirnya kembali mekanisme operasional program KB yang dalam beberapa waktu belakangan melempem.

Di sisi lain, Fathonah juga getol menyerap informasi publik maupun pemangku kepentingan (stake holders) program KKBPK melalui kegiatan BKKBN Mendengar. Dalam BKKBN Mendengar, para pemerhati atau kritikus dengan leluasa menyampaikan langsung temuan mereka kepada BKKBN. Pada saat yang sama, media massa yang dihadirkan langsung di forum yang sama bisa sekaligus merekam dinamika penyelenggaraan program KKBPK di masyarakat. Bagi media massa, temuan lapangan tersebut menjadi semacam arena kontrol masyarakat terhadap penyelenggara program. Sebaliknya, bagi BKKBN hal itu bisa menjadi masukan berharga yang kelak menjadi masukan untuk penyempurnaan strategi program KKBPK di kemudian hari.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top