Home / Berita Utama / Persib Nu Aing, KB Nu Aing!

Persib Nu Aing, KB Nu Aing!

Panglima Viking Persib Fans Club Ayi Beutik bicara program KKB. (DOK. WARTA KENCANA)

Panglima Viking Persib Fans Club Ayi Beutik bicara program KKB. (DOK. WARTA KENCANA)

Bersama Bobotoh Berantas Triad KRR

 

BARANGKALI tidak satu orang pun, terutama kalangan remaja dan orang dewasa, di Jawa Barat yang tak mengenal Persib Bandung. Klub berjuluk Pangeran Biru ini dikenal sebagai klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat, bahkan merambat hingga ke ibu kota maupun kota-kota lain di Indonesia. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Barat menyadari betul potensi besar itu.

 

Bagi BKKBN Jabar, bobotoh yang sebagian besar berasal dari kalangan remaja merupakan salah satu sasaran utama program kependudukan dan keluarga berencana (KKB). Dalam hal ini terkait penanggulangan Triad KRR atau bahaya kesehatan reproduksi remaja dan pendewasaan usia perkawinan. Satu per satu kelompok pendukung fanatik Maung Bandung ini pun mulai didekati.

 

Hajat perdana kerjasama sama ini diwujudkan dalam bentuk nonton bareng (Nobar) laga Persib Bandung beberapa waktu lalu. Dalam pelaksanaannya, BKKBN menggandeng Radio Bobotoh 96,4 FM Bandung dan Viking Fans Club Distrik Garut. Sedikitnya 700 bobotoh Maung Bandung tumplek di area nobar. Pekik dukungan bersahutan dengan umpatan setiap kali punggawa Si Maung memegang kendali si kulit bundar atau ketika gagal memanfaatkan peluang.

 

Meski akhirnya Pangeran Biru harus takluk di tangan Beruang Madu, bobotoh tampak larut dalam suasana penuh kehangatan di antara sesama pecinta Maung Bandung. Apalagi, sesaat sebelum laga mereka dihibur dua artis lokal plus guyuran doorprize persembahan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Barat dan Radio Bobotoh 96,4 FM Bandung.

 

“Terus terang ini kegiatan pertama BKKBN dalam menggandeng media dan komunitas bobotoh Persib. Alhamdulillah animonya sangat tinggi. Saya yakin apabila formula ini dikembangkan dengan baik akan menghasilkan dampak besar bagi remaja,” ungkap Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti saat dimintai tanggapannya usai laga yang berujung pada kekalahan Maung Bandung tersebut.

 

Elma yang sebelumnya banyak bergelut dengan dunia remaja ini berencana menjadikan acara tersebut menjadi model kemitraan antara media dan komunitas. Terlebih komunitas suporter Persib Bandung yang sebagian besar berusia remaja sangat relevan dengan program prioritas BKKBN Jabar tahun ini yang memfokuskan diri pada tiga agenda utama: remaja, pantai utara, dan miskin perkotaan.

 

Persib Nu Aing, KB Nu Aing!

 

Bagi anggota Viking, komunitas suporter Persib Bandung, nobar malam itu memang terbilang istimewa. Ini tidak lepas dari kehadiran Ayi Beutik, Panglima Viking Fans Club, yang sengaja datang dari Bandung. Ayi yang biasanya selalu memberikan dukungan langsung kepada Maung Bandung di mana pun berlaga, malam itu memilih menyapa Viking Garut. Selain Ayi, pentolan pengurus Viking pusat yang juga hadir antara lain Bob Napi dan tim Radio Bobotoh.

 

Sebelum menyaksikan siaran langsung klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat tersebut, Ayi dan Bob didaulat untuk berbicara tentang Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di Radio Swara Rugeri Garut. Duet penyiar Radio Bobotoh ini tanpa sungkan berbincang tentang bahaya yang kerap menjerat remaja. Materi serupa juga disajikan di lapangan SMKN 1 Garut sebelum berlangsungnya laga.

 

“Mulai sekarang mari kita bumihanguskan yang namanya Triad KRR. Saatnya kita bangkit melihat ke depan dengan penuh kepastian. Jadilah bobotoh yang baik. Jadilah bobotoh yang nyekil alias punya skill,” ujar Bob penuh semangat.

 

Ayi yang tampil dengan gaya khasnya juga memberikan pesan kepada anggota Viking Garut. “Nonton Persib mah nonton weh, teu kudu mawa embel-embel gengster sagala. Kalau memang anggota gengster, lepaskan atribut Viking. Omat, jadi bobotoh nu bener,” tegas Ayi disambut pekik “Hidup Persib!” dari ratusan bobotoh.

 

Pekik dukungan makin heroik ketika Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti mengajak bobotoh menambahkan “KB” dalam slogan suporter yang dikenal fanatik tersebut. “Persib nu saha?” pekik Elma. “Nu Aing!” jawab bobotoh. “KB nu saha?” lanjut Elma. “Nu Aing!” sahut bobotoh. “Persib nu Aing, KB nu Aing!” pekik bobotoh penuh semangat.

 

Lucunya, ketika Elma mengulangi pertanyaan, seorang bobotoh nyeleneh menjawab berbeda. Saat Elma bertanya Persib nu saha? bobotoh kompak menjawab Nu Aing! Bedanya, ketika Elma bertanya KB nu saha? Seorang bobotoh menjawab, “Nu Allah”. Sontak Ayi Beutik memberikan bingkisan kepada si bobotoh. “Lucu maneh,” kata Ayi diikuti tawa lebar.

 

Fokus Garap Komunitas Remaja

 

Nonton bareng memberi pelajaran berharga bagi BKKBN Jawa Barat. Lembaga pemerintah bidang kependudukan dan keluarga berencana (KKB) ini menemukan sebuah formula efektif dalam mengampanyekan KKB bagi remaja. Kampanye KB pun lebih santai. Tentu saja, Persib pisan!

 

“Pokoknya seneng banget deh bisa hadir di acara nobar Persib kali ini. Selain yang hadir luar biasa banyak, peserta juga mendapat tambahan informasi mengenai bahaya narkoba, HIV/AIDS, dan seks bebas,” ujar Firda (16), siswi kelas IX sebuah SMP di Garut, yang dicegat saat jeda babak pertama.

 

Ungkapan senada juga datang dari Buluk (21) dan Adul (22), anggota Viking Garut yang malam itu datang bersama pasangan masing-masing. Dua cowok yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta ini mengaku beruntung bisa mendapat dua manfaat sekaligus di acara komunitasnya.

 

“Kalau KB saya sudah tahu dari kecil, mungkin dari SD. Cuma saja, tahunya ya soal alat kontrasepsi saja. Ternyata ada (program) buat remaja juga ya. Bagus banget tuh informasinya buat kami-kami ini,” ujar Adul diiyakan Buluk.

 

Ditemui usai laga, Elma menginginkan formula nonton bareng ala komunitas bobotoh ini bisa dikembangkan untuk komunitas lain. Mahasiswa program magister psikologi sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung ini meyakini kemitraan dengan media dan komunitas mampu mengakselerasi pencapaian program KKB bagi anggota komunitas yang bersangkutan.

 

“Kebetulan Radio Bobotoh ini audiens terbesarnya adalah remaja, terutama bobotoh Persib. Ini klop dengan program BKKBN yang fokus pada penanggulangan Triad KRR atau bahaya kesehatan reproduksi remaja. Pola-pola kemitraan ini akan lebih memfokuskan kita dalam menjangkau kelompok sasaran. Ke depan, alangkah lebih baiknya apabila kemitraan remaja ini mampu mengarahkan pada terbentuknya PIK-Remaja atau PIK-Mahasiswa,” harap Elma.

 

Gayung pun bersambut. Ketua Viking Garut Gugy Akbar mengaku siap bermitra dengan BKKBN untuk mengampanyekan penanggulangan Triad KRR di kalangan bobotoh. Gugy siap mengerahkan sekitar 4.000 anggota Viking Garut yang tersebar di 25 kecamatan untuk mendukung program KKB, terutama yang berkaitan dengan remaja.

 

“Kami berterima kasih sudah dilibatkan dalam program pemerintah. Tentunya kami bangga dengan pengakuan itu. Secara kelembagaan kami sepakat untuk menghindarkan bobotih dari Triad KRR,” tergas Gugy diiyakan Tatang Nday, Panglima Viking Garut.

 

Sebagai gambaran, survei yang dilakukan PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) belum lama ini menunjukkan terdapat jutaan bobotoh Maung Bandung di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Surabaya. Cianjur tercatat sebagai dengan jumlah bobotoh terbanyak, 637.263 orang. Bandung sendiri bertengger di urutan kedua dengan 506.774 orang. Yang menarik, DKI Jakarta juga tercatat memiliki jumlah bobotoh lumayan, sebanyak 260.056 orang. Angka itu jauh lebih besar dari Kota Surabaya yang hanya ada 93.965 orang. (WK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top