BANDUNG | WARTAKENCANA.COM
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani Heryawan meyakini kunci sukses percepatan penurunan stunting terletak pada pembangunan keluarga. Ini tidak lepas dari fakta bahwa stunting ini sangat erat kaitannya dengan keluarga.
“Hari ini karena memang urusan stunting tidak bisa dilepaskan dari keluarga. Kita harus sepakat bahwa keluarga adalah benteng yang harus kita perkuat untuk bisa menurunkan dan bahkan bisa mencegah stunting,” ungkap Netty saat menjadi narasumber Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, pada 25 November 2022.
“Kenapa? Karena kehamilan terjadinya di keluarga, pengasuhan dilakukan di keluarga. Nyuapin anak di mana? Keluarga. Menyusui bayi dilakukan oleh siapa? Ibu, keluarga. Karena itu, hari ini kita harus sepakat bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga,” tambah Netty.
Bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Netty optimistis Indonesia dapat menekan angka stunting melalui pembangunan keluarga yang sejahtera. Jika sebelumnya BKKBN hanya dikenal sebagai wadah para akseptor, kini BKKBN berkomitmen untuk dapat membantu membangun keluarga sejahtera. Dengan terbangunnya kesejahteraan dalam keluarga, maka kemungkinan untuk terjadinya stunting pada anak bisa diminimalisasi.
Netty menegaskan, keluarga yang memiliki perencanaan untuk keluarganya dapat meminimalisasi terjadinya stunting. Dia mencontohkan, dalam memilih kebutuhan primer, keluarga dengan perencanaan baik tentu bakal mengutamakan kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
“Kebanyakan keluarga, ketika punya uang yang akan dibeli pertama kali adalah beras. kemudian jika masih ada kelebihan yang dibeli apa? Di banyak tempat ketika saya tanya, kalau Ibu-Bapak punya uang apa yang dibeli pertama kali? Jawabannya adalah beras. Lalu yang kedua? Rokok,” ucap Netty.
Jawaban tersebut, sambung Netty, menunjukkan masih banyak keluarga belum paham akan urgensi kebutuhan primer keluarga. Komposisi kebutuhan gizi anak merupakan unsur yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Sayangnya, hal itu banyak dikesampingkan oleh orang tua. “Untuk itu, pemahaman tentang konsep keluarga berencana guna mencegah terjadinya stunting pada anak sangat amat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai mitra yang bahu-membahu menurunkan kasus stunting, kami di Komisi IX terus mengajak untuk bersama-sama membangun kedulian terhadap keluarga dan lingkungan kita. Segera melapor jika menemukan kasus stunting. Jangan sampai dibiarkan,” tandas Netty.(NJP)