Home / Berita Utama / Laskar Juara, Relawan Sejati Pahlawan Kemanusiaan

Laskar Juara, Relawan Sejati Pahlawan Kemanusiaan

Gubernur Jawa Barat Luncurkan Gerakan Laju Desa: Laskar Juara Majukan Desa

PRUNG: Penyuluh KB Ngariung. Ribuan tenaga lini lapangan program KKBPK Jawa Barat ngariung di kompleks Sarana Pembinaan Olahraga Terpadu Jawa Barat (SPOrT Jabar), Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Kota Bandung, saat peresmian Gerakan Laskar Juara Majukan Desa (Laju Desa). (FOTO: NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Tekad Gubernur Ridwal Kamil untuk ngabret menjadikan Jabar Juara mendapat suntikan darah segar. Tenaga baru dipastikan siap menjadi ujung tombak sekaligus agen pembangunan Jawa Barat di perdesaan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ribuan di seantero Jawa Barat. Laskar Juara Majukan Desa, itulah sebutan amunisi baru pembangunan tersebut.


Sosok Ridwan Kamil tampaknya memang sudah sangat identik dengan juara. Banyak sekali program unggulan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, yang di dalamnya mencantumkan kata juara. Sebut saja Sekolah Juara, Guru Juara, Migran Juara, Petani Juara, Puskesmas Juara, dan lain-lain. Dalam skema juara itulah Laskar Juara Majukan Desa atau Laju Desa hadir di Jawa Barat.

Lebih dari sekadar jargon atau tagline kampanye yang diusung pada saat kontestasi pemilihan gubernur lalu, Emil meyakini bahwa juara adalah spirit untuk terus maju. Kata juara adalah optimisme. Bila kita menyimak rupa-rupa program sebagaimana termaktub dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat 2018-2023, nyaris semua mencantumkan kata juara.

“Kata juara ini penting. Kalau diucapkan pelan, dia akan menjadi doa,” ujarnya sambil mencontohkan. “Sing juara, sing hebat, dan seterusnya,” gumamnya lirih.

“Kalau diteriakkan, maka dia menjadi semangat. Makanya kalau saya bilang Jabar, semuanya harus teriak ‘Juara!’. Kita harus semangat. Harus optimistis,” tegas Emil lagi.

Spirit juara itu pula yang ditunjukkan Ridwan Kamil saat memberikan sambutan di hadapan sedikitnya 3.500 penyuluh keluarga berencana (KB), tenaga penggerak desa/kelurahan (TPD/TPK), perwakilan pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD) atau lebih dikenal sebagai pos KB, para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) kabupaten/kota yang membidangi urusan pengendalian penduduk dan KB se-Jawa Barat, media, dan undangan lain yang pada Sabtu, 4 Mei 2019, lalu memenuhi gelanggang pemuda (youth center) di kompleks Sarana Pembinaan Olahraga Terpadu Jawa Barat (SPOrT Jabar), Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Kota Bandung. Emil tampak tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan perdananya bersama para petugas lini lapangan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Jawa Barat.

Emil menikmati betul momen kebersamaannya dengan para laskar yang siang itu dia luncurkan. Arsitek beken ini tampak semangat saat menyampaikan sejumlah program unggulan Jawa Barat di bawah kepemimpinannya. Selain mengurai pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam membangun daerah, Emil tak ketinggalan berbagi cerita ringan terkait “rumus” mengusir bau setelah makan jengkol atau pete.

“Keluarga Bu Atalia (Atalia Praratya, sang istri. Red) punya rahasia bagaimana mengusir bau jengkol atau pete,” ujarnya disambut gelak tawa hadirin. Ah, Kang Emil ada-ada saja, hehehe…

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meluncurkan Gerakan Laju Desa.

Jabar Juara

Mengawali sambutannya, Emil berbagi optimisme dengan mengutip sejumlah hasil survei global tentang karakteristik kemanusiaan. Pertama, survei terhadap 200 negara di dunia tentang masa depan negaranya yang menempatkan Indonesia di peringkat pertama sebagai bangsa paling optimistis. Kedua, laporan World Giving Index 2018 diselenggarakan Charities Aid Foundation (CAF). Organisasi amal berbasis Inggris tersebut merilis laporan yang menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara paling dermawan sedunia.

“Ketika ditanya wartawan luar negeri tentang Indonesia, ini yang paling saya banggakan: indeks kedermawanan. Nomor hiji Indonesia. Kita harus bangga, Indonesia bangga. Jawa Barat harus bangga atas kedermawanan kita.  Kita bangsa yang baik hati dan dermawan. Kita bangsa pangbageur-bageurna saalam dunya,” ungkap Emil.

Optimisme bangsa Indonesia dan kedermawanan ini, sambung Emil, menjadi modal besar bagi Jawa Barat untuk mewujudkan diri sebagai provinsi juara di Indonesia. Bukan tanpa alasan, nada optimisme ini membuncah bila Emil melihat performa Jawa Barat dalam satu tahun terakhir. Pada 2018 lalu, Jawa Barat menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mampu mencatatkan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) hingga 5,6 persen.

Belum lama ini, Jabar baru saja menerima penghargaan nasional sebagai provinsi dengan kinerja pemerintahan terbaik di tanah air. Jabar juga tercatat sebagai provinsi paling diminati investor. Gedung Sate mengklaim saat ini leboh dari 23 negara menanamkan modalnya di Jawa Barat, dengan nilai investasi mencapai Rp 60 triliun.

“Jangan sampai kita menyia-nyiakan hal positif ini. Optimisme itu harus ditularkan oleh penyuluh KB dan TPD. Jangan menularkan pesimisme. Kenapa? Pesimisme itu seperti virus menular. Kebanyakan negatif, hidupnya negatif. Kebanyakan julid, hidupnya resah dan negatif. Kalau mau soleh, bergaulah dengan orang-orang soleh, pasti kebawa soleh. Kalau mau pintar bergaulan dengan orang-orang pintar, pasti kebawa pintar. Kalau mau optimis, bergaulah dengan Pak Ridwan Kamil. Insyaallah optimis,” tandas perancang sejumlah masjid ikonik di beberapa kota ini.

Namun demikian, Emil tidak memungkiri masih adanya ketimpangan pembangunan di Jawa Barat. Secara umum, bagian selatan Jawa Barat masih tertinggal bila dibandingkan dengan bagian tengah atau utara. Karena itu, Emil berharap para tenaga lapangan yang tergabung dalam Laju Desa ini mampu menjadi jembatan penghubung menuju kemajuan daerah.

Gubernur Ridwan Kamil bersama pimpinan BKKBN dan pemangku kepentingan lainnya memberikan Salam KKBPK.

Cegah Stunting

Gubernur menargetkan Laju Desa dapat menyelesaikan dua pekerjaan rumah yang dinilai mendesak di desa. Pertama, ketimpangan sosial antara desa dan kota. Kedua, upaya pencegahan stunting atau kegagalan tumbuh kembang.

“Nah, saya titip, sambil kita inovasi, urusan keluarga harus bahagia lahir-batin. Tidak boleh ada KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga. Tidak ada boleh ada kekerasan terhadap anak. Tidak boleh ada stunting. Stunting itu datang akibat gizi buruk sejak dalam kandungan. Saya selalu berdoa, mudah-mudahan anak-cucu kita lebih sehat lebih sejahtera, lebih pintar, lebih soleh,” ungkap Emil.

“Tapi itu tidak akan terwujud bila penyuluh KB, TPD/K tidak peduli terhadap apa yang namanya stunting. Menurut penelitian, mereka hidupnya lebih susah. Mereka susah dapat pekerjaan karena lemot. Menurut medis, meninggal dunianya lebih cepat. Dan, masalahnya anak Jabar yang kena stunting mendekati 30 persen. Masih banyak. Kita bertekad jangan ada anak-anak Jawa Barat gagal tumbuh atau sunting,” Emil menambahkan.

Atas tugas mulianya tersebut, Emil menjuluki para petugas yang tergabung dalam Laju Desa ini sebagai pahlawan kemanusiaan. Yakni, penyuluh KB dan TPD/K yang akan menyelematkan masa depan bangsa. “Dan, yang akan menjadi pahlawan kemanusiaan adalah para penyuluh KB, para tenaga penggerak desa,” tegas Gubernur.

Gelar pahlawan kemanusiaan yang dinisbatkan Gubernur Ridwan Kamil ini melengkapi predikat lain yang sebelumnya disematkan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat Sukaryo Teguh Santoso kepada para petugas lini lapangan KKBPK. “Para kader ini adalah relawan sejati. Para PLT, petugas lillahi ta’ala dengan honor sajuta: sabar jujur dan tawakal,” ujar Teguh.

Selain stunting, Gubernur mendorong Laju Desa agar menyukseskan visi Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan cara turut menyosialisasikan sekaligus menjembatani program-program unggulan. Sejumlah program unggulan yang sedang berjalan antara lain One Village One Company (OVOC), One Pesantren One Product (OPOP), Patriot Desa, Kredit Mesra, Mobil Siaga Desa, Mobile Puskesmas, Bumdesa, Desa Digital, Sadesha, Layad Rawat, dan lain-lain.

“Jadi kami punya kader, penggerak desa, ada penyuluh KB. Kami andalkan beribu-ribu penyuluh ini dalam menyosialisasikan program-program pemerintah. Ini kalau lancar, Jawa Barat akan melompat. Jabar akan ngabret. Laju Desa adalah semangat baru, karena kita harus maju, tidak boleh mundur,” katanya.

Emil menjelaskan, Jawa Barat memiliki 5.312 desa dan 645 kelurahan. Dari jumlah tersebut, 77,09 persen status desanya berkembang; 22,48 persen mandiri, dan 0,43 persen status desa tertinggal. Sehingga, kata dia, program KB yang disertai dengan konsep pembangunan akan menghasilkan SDM yang lebih baik, berdaya saing dan dapat hidup sejahtera. “Peran Laju Desa menjadi strategis karena bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sehingga mereka sangat dapat diandalkan,” katanya.

Apresiasi Program KKBPK

Sejalan dengan visi juara yang diusung Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak para penggerak lini lapangan untuk senantiasa semangat. Termasuk di dalamnya semangat dalam mengakselerasi pencapaian program KKBPK sebagai core business gerakan Laju Desa. Bagi Emil, suksesnya program KKBPK Jawa Barat sangat ditentukan peran para kader di desa dalam menjalankan perannya sebagai penyuluh maupun penggerak masyarakat.

“Penduduk Jawa Barat laju pertumbuhannya masih terlalu cepat. Kita harus menjadi provinsi yang mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk. Setelah itu, menjadi provinsi yang keluarganya berkualitas. Tidak boleh terdengar KDRT, ekonomi susah, tidak ada lagi yang hijrah ke perkotaan. Tinggal di desa, rejeki kota. Tinggal di desa, bahagia lahir batin,” kata Gubernur.

Gubernur secara khusus mengapresiasi jumlah peserta KB aktif Jawa Barat yang melebihi ekspektasi. Mengacu pada data Perwakilan BKKBN Jawa Barat, per 2018 jumlah peserta KB aktif mencapai 7.486.443 peserta. Dibandingkan dengan target 6.245.099 peserta, terdapat surplus 1.241.344 peserta.

“Hasil tersebut merupakan hasil kerja keras, terutama para ujung tombak di lapangan yaitu para penuyuluh KB dan tim penggerak desa. Saya sampaikan apresiasi kepada seluruh petugas,” ucap Gubernur.

Penyuluh KB Ngariung

Dalam laporan yang disampaikan saat menyabut kedatangan Gubernur, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sukaryo Teguh Santoso menjelaskan, acara Prung atau Penyuluh KB Ngariung merupakan agenda tahunan yang dihelat BKKBN bersama OPD kabupaten/kota yang membidangi program KKBPK. Tujuannya memperkuat tali silaturahmi antarpenyuluh KB.

Selain itu, untuk meningkatkan komitmen dan kinerja, pada forum ini para penyuluh KB menandatangani perjanjian kerja sama antara penyuluh KB dan OPD kabupaten/kota. “Tahun 2019 merupakan tahun percepatan pencapaian kinerja Program KKBPK. Perjanjian ini merupakan komitmen formal para penyuluh dan pemerintah daerah dalam melaksanakan akselerasi program,” katanya.

Teguh menjelaskan, pada tahun percepatan ini BKKBN mengusung strategi “3+1”. Skema ini meliputi pembinaan akseptor KB untuk mengendalikan fertilitas, pelaksanaan program kampung KB untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan pemanfaatan potensi desa dalam pengelolaan program KKBPK, serta pemantapan program 1.000 hari pertama kelahiran dalam rangka penurunan stunting.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani menilai Laju Desa yang baru dikukuhkan Gubernur Jabar adalah sebuah terobosan baru dalam pembangunan. Dwi berpesan Laju Desa dalam menjalankan tugasnya tetap dapat menanamkan nilai-nilai ketahanan keluarga, mencegah penyalahgunaan narkoba, dan perkawinan usia muda.

Dengan rentetan tugas yang dipikul ini, Dwi mengingatkan agar kapasitas dan kualitas para penyuluh dimantapkan, sebelum berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. “Mohon dukungan Pak Gubernur, untuk memberikan dorongan agar target yang dituju cepat tercapai,” harap dia.

Ditemui di sela kegiatan Prung, salah satu TPD asal Kabupaten Majalengka, Dedep Apriadi, mengaku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dalam Laju Desa. Dengan pemahaman yang diterimanya selama kegiatan Prung, warga salah satu desa di kaki gunung Cakrabuwana ini mengaku mendapat bekal baru untuk terjun ke tengah masyarakat binaannya.

“Kami para TPD menilai kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami yang sehari-hari berhadapan dengan masyarakat. Ilmu baru ini akan segera kami sampaikan kepada masyarakat di desa. Selain itu, Prung juga menjadi momen silaturahmi bagi kami para penggerak lini lapangan. Hatur nuhun buat Pak Gubernur yang telah berbagi ilmu dan semangat kepada kami semua,” ujarnya. (Najip Hendra SP/Warta Kencana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top