Home / Berita Utama / Jabar Juara Sejati Pelayanan KB Sejuta Akseptor

Jabar Juara Sejati Pelayanan KB Sejuta Akseptor

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja dan Kepala Perwakilan BKKBN Kusmana menunjukkan dua penghargaan yang diterima Jawa Barat dalam rangka pelayanan serentak sejuta akseptor pada peringatan Harganas ke-27. (DUDI/HUMAS JABAR)

BANDUNG | WARTA KENCANA

Kerja keras seluruh punggawa pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) Jawa Barat terbayar lunas. Jumat, 24 Juli 2020, Jabar dinobatkan sebagai yang terbaik dalam raihan jumlah peserta terbanyak pelayanan serentak sejuta akseptor keluarga berencana (KB) dalam rangka peringatan ke-27 Hari Kelurga Nasional (Harganas). Jabar menyabet penghargaan Provinsi Terbaik alias Juara I Target Pelayanan KB >75 ribu Akseptor.

Penghargaan Jawa Barat diterima secara simbolik oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja dalam telekonferensi yang diikuti dari Gedung Sate, Jalan Diponegoro Nomor 22 Kota Bandung. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana turut mendampingi prosesi virtual yang dipimpin langsung Kepala BKKBN Hasto Wardoyo tersebut.

Dalam pelayanan yang dicatat serentak pada 29 Juni 2020 tersebut, Jabar berhasil melayani 466.304 akseptor. Dibanding pelayanan nasional sebanyak 1.459.449 akseptor, berarti Jabar menyumbang sekitar 32 persen. Raihan ini menempatkan Jawa Barat sebagai provinsi dengan pelayanan terbanyak di tanah air. Jabar merupakan juara sejati pelayanan serentak sejuta akseptor. Bahkan, capaian Jawa Tengah yang berhasil menempati posisi kedua tidak sampai setengah dari raihan Jawa Barat. “Hanya” 173.698 akseptor.

Baik Jawa Barat maupun Jawa Tengah sama-sama menorehkan capaian di atas 100 persen dari target. Jawa Barat 111 persen, Jawa Tengah 118 persen. Meski secara aksolut menempati jumlah terbanyak, persentase keduanya bukanlah yang terbaik. Adalah Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) yang sukses menembus raihan hingga 329 persen.

Tentu, jumlah layanan provinsi paling barat Indonesia ini tak sebanding dengan Jawa Barat. Jika Jabar sejak awal dipatok 418.224 akseptor, NAD hanya 4.681 akseptor. Praktis, raihan 15.394 melambungkan persentase capaian daerah istimewa tersebut. Bagi Jabar, capaian NAD tersebut masih di bawah Kabupaten Cirebon sebanyak 16.015 akseptor. Targetnya sendiri tak lebih banyak dari kota kecil Tasikmalaya sebanyak 5.871 akseptor.

Untuk Jawa Barat, pelayanan paling banyak berlangsung di Kabupaten Bogor. Kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia ini sanggup melayani hingga 52.427 akseptor atau lebih dari tiga kali lipat NAD. Bahkan, capaian Jawa Barat mencapai 10 kali lipat capaian Papua atau 12 kali lipat Papua Barat.

Yang menarik, dari 34 provinsi di Indonesia, tercatat hanya Jawa Timur yang capaiannya di bawah 50 persen. Dari rekapitulasi pelayanan yang diterima Warta Kencana dari Direktur Pelaporan dan Statistik BKKB Rudy Budiman, Jawa Timur hanya mampu melayani 77.174 dari target 209.049 akseptor. Hanya 37 persen.

Secara keseluruhan, pelayanan serentak mencapai 1.459.449 dari target 1.415.600 akseptor atau sekitar 103 persen. Tercatat hanya lima provinsi gagal memenuhi target, tediri atas Jawa Timur (37 persen), Kalimantan Barat (56 persen), Nusa Tenggara Barat (70 persen), Nusa Tenggara Timur (83 persen), dan Gorontalo (93 persen).

Kolaborasi

Sekda Setiawan mengatakan, kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemda, pemerintah kabupaten/kota, TP PKK, sampai penyuluh keluarga berencana (PKB), merupakan kunci keberhasilan Jabar memberikan pelayanan KB, khususnya redistribusi kontrasepsi. “Kerja sama dan kolaborasi merupakan modal yang nilainya tak terhingga,” kata Setiawan.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, program Bangga Kencana harus mendapatkan perhatian khusus guna mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan hadirnya keluarga yang berkualitas. BKKBN menargetkan penuruanan total fertility rate (TFR) atau angka kalahiran total menjadi 2,1 pada 2024 mendatang.

“Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah persentase jumlah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi. Kita targetkan mencapai 61 persen dari total PUS,” ucapnya.

Hasto mengajak semua daerah di Indonesia menyosialisasikan tagline baru “Dua Anak Sehat” dan jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua. “Risiko kematian bayi juga meningkat pesat di anak ketiga, keempat, kelima dan seterusnya,” katanya.

Menurut Hasto, program-program BKKBN dapat berhasil manakala milenial ikut menerapkannya. “Mari dekati mereka, didik mereka sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu, kami hadir dengan logo baru, jingle baru, tagline baru yang juga karya para milenial,” ucapnya.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan, pihaknya telah melakukan penilaian dengan sejumlah indikator. Peraih penghargaan tercantum dalam Surat Keputusan Kepala BKKBN Nomor 149/Kep/E1/2020 tanggal 20 Juli 2020.

“Saya ucapkan selamat kepada pemenang terpilih. Semoga Allah swt meridhai setiap langkah kita untuk menyukseskan Bangga Kencana demi terwujudnya Indonesia Maju,” kata Dwi.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top