BANDUNG – DUAANAK.COM
Ketua Komite Konvensi Rakyat Salahuddin Wahid menyayangkan partai politik tidak menyinggung program Keluarga Berencana (KB) menjelang kampanye Pemilu 2014. Padahal, jumlah penduduk di Indonesia terus meroket sehingga mengancam terjadinya ledakan penduduk yang berdampak luas bagi kehidupan.
“Salah satu prestasi pemerintah Orde Baru yang menonjol adalah keberhasilan mengendalikan jumlah penduduk melalui program KB,” kata Gus Sholah, sapaan akrabnya, dalam keterangan persnya terkait pelaksanaan Debat Publik kelima Konvensi Rakyat di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, seperti dikutip Antara belum lama ini.
Gus Sholah menilai selama 10 tahun terakhir pelaksanaan KB melemah, bahkan memburuk. Akibatnya, target menekan jumlah penduduk meleset, mungkin target jumlah penduduk pada 2035 sebesar 305,6 juta akan terlampaui.
Adik kandung KH Abdurrahman Wahid itu mengatakan, penambahan jumlah penduduk akan menambah beban pemerintah karena kebanyakan berasal dari kelompok yang lemah ekonominya. Menurutnya, penduduk usia produktif Indonesia meningkat pesat sejak 1980-an. Jumlah pada 1980 sebesar 81,9 meningkat menjadi 157 juta pada 2010 dan akan naik menjadi 207 juta 2035. Pada 2012 angka ketergantungan penduduk Indonesia adalah 49,6.
“Artinya setiap 100 penduduk produktif Indonesia menanggung 49,6 penduduk nonproduktif. Angka ini akan menurun terus sampai periode emas (2028-2031) yang mempunyai angka ketergantungan 46,9,” ujarnya.
Gus Sholah juga mempertanyakan, siapa yang seharusnya bertanggungjawab untuk meningkatkan nilai indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia? Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 pasal 28, katanya, maka yang memikul tanggung jawab adalah pemerintah. “Karena itu, kita mesti memilih orang-orang memahami persoalan IPM untuk memimpin negeri ini,” katanya.
Sekretaris Komite Konvensi Rakyat Rommy Fibri menyampaikan bahwa Konvensi Rakyat digagas dan dijalankan untuk mencari pemimpin yang benar-benar mencintai rakyat. Menurut Rommy, Konvensi Rakyat justru membantu partai politik untuk mencari tokoh-tokoh yang nasionalis dan punya semangat untuk membenahi nasib rakyatnya. Dia menjelaskan, Debat Publik Konvensi Rakyat terbuka bagi masyarakat luas, maka bentuk acaranya pun dibuat merakyat.(antaranews.com)