Home / Featured / Intinya Membangun Ketahanan Keluarga

Intinya Membangun Ketahanan Keluarga

Wawancara Khusus Ketua Dharma Wanita Persatuan Perwakilan BKKBN Jawa Barat Dra. Kunkun Dewi Kurniaty

Ketua Darma Wanita Persatuan (DWP) Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kunkun Dewi Kurniaty. (FOTO: DOK. MPC BKKBN JAWA BARAT)

Lama tak terdengar kiprahnya, kini Dharma Wanita Persatuan BKKBN Jawa Barat tengah mengambil ancang-ancang untuk meneguhkan diri sebagai organisasi istri ASN yang profesional untuk memperkuat peran serta perempuan dalam pembangunan bangsa. Apa saja yang akan dilakukan, berikut petikan wawancara Warta Kencana dengan Ketua DWP Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kunkun Dewi Kurniaty belum lama ini.

Mengapa DWP penting untuk dikembangkan di BKKBN Jawa Barat?

Tujuan utama tentunya untuk menciptakan ketahanan keluarga. Itu sudah pasti. Dalam hal ini, mendukung tugas para suami. Jadi, keterlibatan dalam dinas suami. Tentu ini berpengaruh sekali terhadap kinerja suami dalam menjalankan tugasnya sebagai ASN. Nah, untuk tujuan tersebut dibutuhkan seorang istri yang cerdas. Dalam hal ini, DWP berupaya menjadikan perempuan supaya lebih cerdas, lebih menambah ilmunya. Untuk apa? Untuk ketahanan keluarga, demi keterlibatan membangun bangsa.

Jadi, dalam hal ini tidak sekedar abring-abringan, tetapi lebih kepada bagaimana cara merangkul istri-istri ASN supaya mereka wawasanya lebih luas. Dalam arti tidak sekedar saya sebagai seorang “istri”. Tapi kita ingin juga mengembangkan sumber daya manusianya supaya dalam bidang pendidikan, sosial, dan ekonominya mereka lebih sejahtera. Begitu. Sejahtera bukan berarti banyak duit. Sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual. Pola pikir juga harus sejahtera, dong. Jangan sampai jadi anggota DWP tapi tidak tahu apa-apa. Kemudian, kalau mendukung suami dalam hal apa juga jadi tidak tahu gimana caranya.

Dengan demikian, peran istri sangat besar dalam kemajuan suami. Itu kerasa sekali. Itu yang saya rasakan. Bagaimana mungkin seorang suami bisa sukses tanpa dukungan dari istrinya. Bagaimana juga suami tidak mungkin berdiri sendiri. Istri dan suami harus saling mendukung. Taruhlah sekarang misalnya suami sibuk di luar. Nah, DWP merangkul ibu-ibunya, merangkul istri-istri ASN, kemudian merangkul juga karyawati yang ada di dalam ini supaya tetap bersatu. Sehingga, ini bisa menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Jadi bukan berarti bahwa kita itu wara-wiri ke sana ke mari yang tidak ada artinya. Tidak! Saya ingin menciptakan kualitas. Walaupun sebenarnya kualitas itu sendiri barangkali sudah terbentuk dari ibu-ibu sendiri.

Bagaimana cara membentuk kualitas itu?

Dengan bergabung jadi bagian DWP, kita coba  kembangkan lagi pengetahuanya, kembangkan lagi ilmunya. Demi apa? Sebenarnya itu demi ketanahan keluarga. Ketahanan keluarga itu nomor satu. Bagaimana suami bisa tenang kerja kalau istri ketika di dalam rumah tangganya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Caranya dengan meningkatan kapasitas atau pendidikan untuk menambah wawasan anggota. Kemudian dari sisi ekonomi dan sosial.

Dari sisi sosial banyak sekali, misalnya kita bikin bakti sosial. Di sini sudah terbiasa, BKKBN bikin bakti sosial. Kenapa tidak kita ikut disertakan. Supaya kesertaan DWP dalam hal ini bisa terlihat. Alhamdulillah saya pernah berkecimpung di DWP pusat maupun provinsi lain. Insyaallah ini menjadi bekal untuk lebih mengembangkan DWP BKKBN Jawa Barat ke depan. Saya berharap pengukuhan pengurus menjadi titik awal kebangkitan DWP BKKBN Jawa Barat ini.

Apa saja misalnya kegiatan untuk meningkatkan kualitas atau pengembangan SDM anggota DWP?

Sebenarnya untuk meningkatkan kualitas SDM itu sendiri sama lah di mana pun. Kita lebih kepada pengembangan misalnya kita melakukan seminar. Seminar itu kan salah satu cara untuk menambah ilmu pengetahuan. Seminar menghadirkan pemateri-pemateri dari public figure atau bisa dari mana saja yang penting ada penambahan ilmu pengetahuan. Mungkin ibu-ibu yang sering di dapur, kalau mereka mendapatkan tambahan pengetahuan melalui seminar. Seminar tidak perlu mewah, cukup sederhana saja. Misalnya ilmu tentang bagaimana sih cara untuk mendidik anak, cara menghindari penyakit kanker, bagaimana cara menjadi istri yang baik, bagaimana cara menata rumah, dan lain-lain. Itu kan jelas menambah ilmu. Yang sudah ditambah lagi.

Kemudian dari sisi ekonomi, yang tadinya misalnya kita melakukan kursus khusus ibu-ibu, misalnya kursus jahit atau kursus apa saja. Mereka bisa mengembangkanya di lingkungan keluarganya. Misalnya jadi tukang jahit atau apa. Itu salah satu bantuk dari aplikasi dari apa yang sudah direncanakan. Beberapa kegiatan tadi sesuai dengan rencana strategis (Renstra) DWP pusat yang ditetapkan pada Desember 2014 lalu.

Bentuk lainnya berupa olahraga bersama. Olahraga itu kan membentuk kerjasama. Kerjasama itu bisa dibentuk di sini. Ketika di sini sudah terbentuk, bawa ke rumah dengan suami dan anak bisa terbentuk. Nah, itu maksudnya seperti itu. Memang tidak terlalu muluk, tidak kelihatan karena itu membentuk mental.

Dibanding DWP Pusat atau provinsi lain, apa yang bisa membuat DWP BKKBN Jawa Barat lebih berkembang?

Sebenarnya banyak sekali. Pengalaman hanya acuan saja. Misalnya, kita bisa kerjasama dengan instansi lain atau organisasi lain yang sama. Sebut saja misalnya Persit (Persatuan Istri Tentara, red) Kartika Chandra Kirana. Di mana pun DWP ada, di sana bisa menjadi atau membangun mitra.

DWP Jawa Barat juga berpotensi untuk lebih memperbanyak program kegiatan. Selain bakti sosial berupa donor darah atau sunatan massal yang sudah pernah dilakukan, bisa juga mengadakan lomba-lomba. Lomba senam antar-SKPD misalnya. Itu kan bisa dipakai mengembangkan sumber daya manusia. Dengan cara itu kita bisa lebih mengakrabkan satu sama lain atau antara unit DWP yang satu dengan unit yang lain.

Dengan demikian, memang contoh-contoh kegiatan konkret yang bisa dilakukan DWP. Selain yang telah disebutkan di atas, ada lagi misalnya pengajian, arisan gabungan antar-SKPD, dan lain-lain. Uangnya tidak besar, misalnya hanya Rp 150 ribu. Intinya untuk mengakrabkan antar-SKPD. Di DWP kementerian itu biasanya ada peningkatan pemberdayaan ekonomi. Nah, DWP BKKBN Jabar juga melaksanakan itu. Semakin banyak kegiatan, semakin memberikan kesempatan kepada anggota DWP untuk aktualisasi diri.

Secara organisasi, bagaimana hubungan antara unit DWP dengan unit DWP lainnya?

Mengacu kepada AD/ART, unsur pelaksana DWP itu terdiri atas DWP pusat, DWP instansi pemerintah pusat, DWP provinsi, DWP kabupaten/DWP kota, DWP kecamatan, dan DWP kelurahan atau nama lain yang sederajat. Nah, unsur pelaksana DWP itu sesuai dengan tingkatannya. Artinya, DWP BKKBN Provinsi memiliki hubungan koordinasi dengan DWP Provinsi Jawa Barat. Ini sesuai dengan bunyi AD/ART yang menyebutkan bahwa DWP instansi vertikal pemerintah pusat di provinsi, DWP instansi pemerintah provinsi, dan DWP kabupaten/DWP kota. Dengan demikian, DWP BKKBN Provinsi tidak selalu satu suara dengan DWP BKKBN Pusat.

Pusat itu gabungan dari seluruh kementrian. Nah kemudian provinsi juga sama. DWP Provinsi Jawa Barat saat ini dipimpin Ibu Sekda. Nah, rekan kerjanya seluruh SKPD yang ada di Jawa Barat. Memang kita ruang lingkupnya di provinsi saja. Ketika kita ditempatkan di provinsi, ruang lngkupnya adalah provinsi. Walaupun secara instansi kita itu vertikal.

Nah, terikait pelantikan pengurus DWP BKKBN Jawa Barat, bagaimana gambaran umum kegiatannya?

Kami akan mencoba mengundang seluruh unit DWP di Jawa Barat. Mengapa itu perlu dilakukan? Bukan semata-mata untuk keperluan DWP, melainkan untuk membesarkan BKKBN Jawa Barat. Mudah-mudahan dengan kehadiran seluruh unit DWP di lingkungan provinsi Jawa Barat bisa lebih mengenalkan kembali keberadaan BKKBN Jawa Barat. Lebih dari itu, kami berharap bisa lebih memperkuat pembangunan kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga di Jawa Barat.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top