Home / Berita Daerah / Tebar 1.000 Paket Sembako, Wenny Haryanto Minta Jangan Hamil Dulu

Tebar 1.000 Paket Sembako, Wenny Haryanto Minta Jangan Hamil Dulu

BKKBN Jabar Gelar Sosialisasi dan Bakti Sosial Bersama Mitra Kerja DPR RI

Anggota Komisi IX DPR RI Wenny Haryanto menyerahkan bantuan sembako kepada peserta KB didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana dan Kepala DPAPMK Kota Depok Nessi Annisa Handari.

DEPOK | WARTA KENCANA

Nasib peserta keluarga berencana (KB) selama pandemi Covid-19 mendapat perhatian anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Wenny Haryanto. Saking besarnya jasa peserta KB bagi kelangsungan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana), Wenny menyebutnya sebagai pejuang KB. Berkat partisipasi peserta KB itulah Bangga Kencana eksis di tanah air.

“Pemberian sumbangan kepada peserta KB merupakan apresiasi kami di Komisi IX DPR RI bersama mitra kerja pemerintah. Dalam hal ini BKKBN. Hari ini kami menyerahkan apresiasi, penghargaan, dan tanda kasih kami kepada pada pejuang KB,” kata Wenny saat Sosialisasi dan Bakti Sosial Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Bersama Mitra Kerja pada Era Pandemi Covid-19 di Kampung KB RW 03 Hutan Jaya, Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, pada Rabu siang, 17 Juni 2020.

Turut hadir bersama Wenny antara lain Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana, Kepala Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok Nessi Annisa Handari, dan aparat kewilayahan setempat. Bantuan sembako diserahkan secara simbolis kepada 10 peserta KB dan bantuan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan.

Berbicara di hadapan perwakilan peserta KB dan warga yang hadir dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, Wenny mengatakan saat ini banyak di antara keluarga yang tidak mempertimbangkan masa depan keluarga. Menikah dan memiliki anak tanpa perhitungkan kemampuannya sendiri. Padahal, sambung dia, menikah tanpa perencanaan matang hanya menambah daftar panjang masalah keluarga.

“Sekarang itu banyak yang begini, pasangan menikah, lalu punya anak. Anaknya banyak, tapi uang nggak punya. Padahal, anak itu tanggung jawab orang tua. Nah, ke depan harus dipersiapkan dengan matang. Tugas orang tua mempersiapkan kehidupan anaknya secara mandiri pada saat dewasa kelak. Mandiri untuk bisa menghidupi hidupnya sendiri. Itu tugas orang tua sampai nanti anak mandiri. Itu yang sering dilupakan. Terutama dilupakan oleh pasangan muda,” ungkap Wenny.

Karena itu, politikus Partai Golkar berpesan agar pasangan usia subur (PUS) berpartisipasi aktif dalam peogram Bangga Kencana. Baik sebagai peserta KB maupun kelompok kegiatan dan pemberdayaan ekonomi keluarga. Wenny optimistis melalui pgrogram Bangga Kencana ini, kematangan dalam berkeluarga yang sehat dan berkelanjutan akan terjaga.

Khusus bagi PUS yang memiliki anak kurang dari dua, Wenny meminta agar bersabar untuk menunda kehamilan selama pandemi. Penundaan ini didasari atas pertimbangan rendahnya imunitas seorang ibu pada saat hamil muda. Kondisi itu memudahkan sang ibu terjangkit aneka virus, termasuk virus corona alias Covid-19.

“Di situ perlunya dua anak saja. Kalau sudah sepasang, atau laki-laki semua atau semua perempuan, sama saja. Nanti menantunya juga bakal jadi anak sendiri. Yang anak laki-laki akan punya menantu perempuan. Begitu pula sebaliknya. Jadi, pertahankan dua anak saja. Jangan lagi lebih dari dua karena pendidikan itu sangat mahal. Betul, kan? Persiapkan masa depan anak-anak kita, terutama pendidikan anak-anak kita. Jangan anak kebanyakan tapi tidak diperhitungkan masa depannya.” kata pengusaha ritel waralaba internasional tersebut.  

Anggota Komisi IX DPR RI Wenny Haryanto berpose bersama penerima bantuan.

Terkait penyaluruan bantuan sembako, Wenny menjelaskan, penyerahan simbolik diberikan kepada 10 peserta KB dan warga lain yang terkena dampak Covid-19. Penyerahan simbolik ini dilakukan karena penyerahan langsung kepada 1.000 penerima tidak memungkinkan dilakukan di tengah pandemi. Karena itu, demi keamanan dan menghindari risiko penyebaran virus corona, pembagian hanya dilakukan secara simbok. Sisanya diantarkan langsung ke rumah warga melalui petugas dan relawan.

Pendiri Depok Civil Society ini berharap kepedulian Komisi IX dan BKKBN tersebut bisa membantu meringankan beban keluarga terdampak Codi-19. Pada saat yang sama, memicu semangat para peserta KB untuk tetap menjaga kesimambungan kontrasepsi agar tidak hamil lagi setelah memiliki dua anak. Dia juga berharap program Bangga Kencana tetap terselenggara selama pandemi dan target-target BKKBN dapat tercapai.

Wakil rakyat yang sebelumnya bertugas di Komisi III dan VIII tersebut mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Karena itu, warga harus tetap patuh menjalankan protokol pencegahan Covid-19. Caranya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun, memakai masker jika keluar rumah, dan menjaga jarak selama di luar rumah.

“Perlu perhatian bahwa pandemi covid belum berakhir. Penetapan new normal semata-mata untuk menjaga agar perekomian kita tidak hancur. Tetap bergerak. Karena kalau perekonomian hancur, semua akan ikut hancur. Mudah-mudahan pandemi cepat berlalu. Mari berdoa bersama karena pandemi yang melanda dunia berakhir dan kita bisa hidup normal kembali,” harap Wenny.

Kampung KB untuk Ketahanan Keluarga

Di tempat yang sama, Kepala DPAPMK Kota Depok Nessi Annisa Handari mengungkapkan kebanggaannya kepada kampung keluarga berkualitas (Kampung KB). Keberadaan kampung KB menjadi ruang bagi warga untuk membangun ketahanan keluarga secara bersama-sama. Kampung KB merupakan miniatur pelaksanaan program Bangga Kencana di tengah masyarakat yang di dalamnya melibatkan pemangku kepentingan masyarakat itu sendiri.  

“Melalui Bangga Kencana ini kita belajar tentang bagaimana merencanakan punya anak hingga bagaimana membangun hubungan harmonis antara suami-istri yang pada akhirnya bermuara pada ketahanan keluarga. Bila ini terwujud, Insyaallah bisa mengurangi angka perceraian. Alhamdulillah kalau ibu-ibu di Depok sudah paham betul, sehingga mudah-mudahan adanya kampung KB bisa dimanfaatkan dengan baik,” ungkap Nessi.

Kepala DPAPMK Kota Depok Nessi Annisa Handari.

Nessi menjelaskan, kampung KB merupakan tempat berlangsungnya pelembagaan delapan fungsi keluarga. Berjalannya fungsi keluarga mendorong terwujudnya katahanan beluarga, baik secara ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, dan fungsi lainnya. Sebagai unit terkecil masyarakat, ketahanan keluarga menjadi fondasi bagi terwujudnya ketahanan nasional.

“Misalnya ibu-ibu hanya memperhatikan pendidikan tetapi ekonomi tidak diperhatikan, tentu mengakibatkan ketidakseimbangan. Kebutuhan ekonomi keluarga tidak bisa direm juga. Makanya di sini ada UPPKS-nya, ada pemberdayaan ekonominya. Produknya ada kerajinan, makanan, dan lain-lain. Dengan pemberdayaan ekonomi, berarti ibu-ibu bisa meningkatkan pendapatan keluarga,” papar Nessi.

Alhamdulillah seluruh kelurahan di Kota Depok sudah memiliki kampung KB. Kita berharap bersama agar keluarga sederhana dan berkualitas bisa lahir dari kampung-kampung ini. Negara yang kuat sangat ditentukan keluarga berketahanan. Ketahanan negara itu dimulai dari unit terkecil yaitu ketahanan keluarga,” tambah Nessi.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top