DUAANAK.COM – BANDUNG
Ini bukan soal kegiatan tahunan. Ini merupakan sebuah upaya bersama membangun Jawa Barat. Memang BKKBN yang menginisiasi, namun sejumlah stake holders pemerintahan di Jawa Barat dan kabupaten terlibat secara utuh. Inilah Pekan Gebyar, Gerakan Membangun Masyarakat. Tahun ini giliran bagian tengah Jawa Barat.
Apa jadinya bila 30 mobil unit penerangan (Mupen) program kependudukan dan keluarga berencana (KKB) konvoi di jalanan utama Kota Kembang? Jawabannya adalah sebuah formasi keren plus sajian komposisi warna nan cantik. Terlebih ketika iring-iringan kendaraan tersebut melintas di atas jalan layang Pasupati atau jalan tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi). Rangkaian kendaraan pun layaknya ular raksasa dengan kepala berwarna jingga dari mobil pengawalanan polisi pariwisata.
Si Ular raksasa tak hanya menarik saat melintas di jalanan kota, pemandangan serupa tersaji sepanjang perjalanan dari Cibingbin di ujung timur Kabupaten Kuningan hingga Cariu di Kabupaten Bogor. Terlebih ketika tim road show melintas di punggunggan bukit atau terselip di lembah yang diapit gunung. Pemandangan eksotik itu misalnya tampak saat menyusuri area pertanian di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka atau ketika mendaki di jalur lingkar Nagreg.
Tak ayal iring-iringan kendaraan yang sebagian besar di antaranya berwarna hijau dengan aksen hitam dan putih tersebut langsung mencuri perhatian masyarakat yang menyambut di sepanjang bibir jalan. Tepuk tangan dan lambaian tangan hangat menjadi energi tambahan bagi tim yang melakukan perjalanan panjang di delapan kabupaten tersebut. Raungan sirine dan lagu-lagu khas program KKB menjadi sapaan hangat dari tim road show.
Sapaan hangat tim mobile pengelola program KKB dan antuasisme warga di sepanjang perjalanan seperti merajut ingatan yang sempat terputus selama beberapa tahun terakhir. Mengikuti perjalanan mupen seperti menyusuri jalan sejarah program KB itu sendiri. Sejarah itu yang kemudian melambungkan nama Indonesia di pentas dunia. Road show mupen dalam bingkai Pekan Gerakan Membangun Masyarakat Jawa Barat Tengah (Pekan Gebyar Jabar Tengah) merupakan sebuah upaya melawan lupa akan masa-masa emas pembangunan KKB.
Tentu, tak hanya nostalgia yang hadir dalam kegiatan sepekan penuh di wilayah tengah Jawa Barat itu. Sesuai namanya, Pekan Gebyar Jabar Tengah merupakan sebuah model pembangunan terintegrasi antarlembaga pemerintah, baik vertikal seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Nasionbal (BKKBN) dengan pemerintah daerah di tingkat provinsi maupun pemerintah kabupaten. Pekan Gebyar Jabar Tengah merupakan simbol keterpaduan pembangunan. Wajar bila kemudian pimpinan daerah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tahunan yang digagas BKKBN Jabar ini.
Simbol dukungan itu tampak jelas ketika Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berbagi tugas untuk membuka dan menutup kegiatan ini. Deddy melepas keberangkatan rombongan di halaman Gedung Sate pada Senin sore, 23 September 2013. Sementara Heryawan menutup kegiatan ini di Desa Cariu, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor pada 30 September 2013. Dukungan pemerintah kabupaten tak kalah besar. Tim road show selalu disambut dan dilepas pimpinan daerah dan organisasi perangkat daerah (OPD) KB terkait.
“Saya berbicara di sini bukan semata-mata sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, melainkan mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sebelum berangkat ke sini, Pak Wakil Gubernur berpesan kepada saya untuk menyampaikan salam segenap pimpinan daerah kepada Bapak dan Ibu sekalian,” kata Fathonah saat menyampaikan sambutan di halaman Kantor Desa Cibingbin, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan.
Fathonah menjelaskan, Pekan Gebyar Jabar Tengah bukan semata kegiatan milik BKKBN, melainkan sebuah integrasi program pembangunan Jawa Barat dengan cara melibatkan lintas sektor lainnya. Sejumlah instansi pemerintah di tingkat provinsi maupun pemerintah kabupaten terlibat langsung di dalamnya.
“Setiap institusi akan berkegiatan sesuai program masing-masing. Keterpaduan ini bertujuan membangun sinergi pembangunan itu sendiri. Sebagai contoh, kami ke sini datang bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Jawa Barat yang membawa mobil promosi kesehatan, Dinas Pendapatan Daerah dengan membawa mobil Samsat Keliling, Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalilan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BP3APKKB) yang menghadirkan wayang golek di lima kabupaten,” terang Fathonah.
Tancap 10 Ribu Implant
Ada misi khusus yang diusung selama delapan hari di delapan kabupaten. Ketua Panitia Pekan Gebyar Jabar Tengah Rudy Budiman menjelaskan, acara ini dihelat dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Dunia yang akan jatuh pada 26 September 2013. Road show Jabar Tengah merupakan agenda rutin BKKBN Jabar dalam tiga tahun terakhir. Pada 2011 lalu, road show dilaksanakan di Jabar Selatan. Sementara itu, tahun lalu dilaksanakan di pesisir pantai utara Pulau Jawa (Pantura).
“Road show melintasi delapan kabupaten di Jawa Barat. Setelah dilepas Wakil Gubernur Jawa Barat di halaman Gedung Sate pada 23 September 2013, iring-iringan rombongan bertolak menuju Kabupaten Kuningan. Selanjutnya selama tujuh hari akan road show melintasi Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan berakhir di Kabupaten Bogor. Dalam kurun waktu tersebut kami menargetkan mampu menambah 10 ribu peserta baru KB implant,” terang Rudy.
Alat kontrasepsi jangka panjang tersebut, sambung Rudy, akan dibagikan secara gratis ke desa-desa sasaran. Khusus penancapan implant dikemas dalam branding “Tancap 10 Ribu Implant.” Tancap merupakan akronim dari “Tandang Pelayanan dan Capaian Program”. Yakni, kegiatan akselerasi pembangunan KKB yang berfokus pada pelayananan 10 ribu akseptor KB – MKJP Implant secara serentak di delapan kabupaten di Jawa Barat.
“Di luar tim mobile yang melakukan road show ke delapan kabupaten, Pekan Gebyar Jabar Tengah memiliki tim statis yang menetap selama sepekan di desa sasaran. Tim ini bertugas untuk melaksanakan kegiatan dengan lima keluaran. Yakni, tersedianya data dan peta keluarga, rersedianya monografi desa, tersosialisasikannya program ketahanan dan kesejahteraan keluarga, KIE dan rebranding logo dan isi pesan KKB, dan tercapainya target 10 ribu implant,” papar Rudy.
Kegiatan rebranding dimulai secara simbolik berupa penggantian stiker 30 mobil unit penerangan (Mupen) KKB sebelum keberangkatan di Gedung Sate. Mupen yang selama ini berada di kabupaten dan kota di Jawa Barat berkumpul untuk sama-sama melepas pesan “Dua Anak Lebih Baik” menjadi “Dua Anak Cukup” sebagaimana tagline baru program KKB di Indonesia.
Perhelatan Seni Tradisional
Pekan Gebyar Jabar Tengah lebih dari sekadar penggarapan program KKB. Lebih dari itu, kegiatan tahunan ini juga sarat akan nilai-nilai budaya Jawa Barat. Hampir di setiap lokasi disuguhkan kesenian tradisional. Di Kabupaten Kuningan, kegiatan dibuka dengan penampilan calung persembahan aparatur Desa Cibingbin. Dalam balutan kostum nuansa merah menyala, para pemain yang seluruhnya laki-laki ini tampak piawai menggunakan alat musik dari bambu.
Di Sumedang, penyambutan dan pelepasan tim berjalan menghadirkan seni umbul. Seni khas Sumedang ini menampilkan sejumlah perempuan berusia senja dalam balutan kebaya dan kain setengah betis. Mereka membawa boboko alias bakul yang biasa digunakan untuk menaruh besar atau padi. Uniknya, semua perempuan tampil eksentrik memakai kaca mata hitam. Mereka berbaris secara teratur dalam iringan gamelan sederhana dan terompet.
Malam harinya, rombongan mendapat suguhan jaipongan dari penari cilik. Gerak lincah dan lentik jemari penari cilik berpadu dalam gerakan teratur dan lengak-lengok si kecil. Unjuk gigi pewaris kebudayaan Sunda berlanjut keesokan harinya, tidak lama setelah penampilan seni umbul tadi. Kali ini empat penarik cilik perempuan tampil bersama penarik cilik laki-laki. Saat memberikan sambutan, Wakil Bupati Sumedang Ade Irawan pun mengawalinya dengan bahasa Sunda. Semua seolah mengukuhkan Sumedang sebagai pusat kebudayaan atau puseur budaya Sunda.
Pertunjukkan seni tradisional berlanjut di Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. Sama-sama menampilkan seniman perempuan berusia senja, kali ini membawa dog-dog, semacam kendang dengan salah satu ujungnya dibiarkan terbuka tanpa kulit kambing lazimnya kendang. Berbeda dengan umbul yang cenderung pasif, reog penuh dengan dialog sarat pesan moral. Sesekali dialog tersebut diselipi banyolan berupa pantun dan pupuh.
Pentas budaya bergeser ke arah kontemporer di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Setibanya di Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas pada Kamis sore, 26 September 2013, rombongan mendapat sambutan akustik berisi lirik pesan-pesan KKB dari kelompok Aerobatik yang digagas Pusat Informasi Konseling Remaja Sinatria. Masyarakat yang ikut memeriahkan acara tersebut diajak meneriakkan yel-yel tentang program KKB, khususnya pendewasaan usia perkawinan. Tak berlebihan bila kemudian Pekan Gebyar Jabar Tengah juga menjadi semacam pesta budaya Sunda.(NJP)