Home / Berita Daerah / Mengenal Lebih Dekat PPKS Kencana Pasundan

Mengenal Lebih Dekat PPKS Kencana Pasundan

PPKS Kencana Pasundan menerima kunjungan tamu studi banding. (DOK. BKKBN JABAR)

PPKS Kencana Pasundan menerima kunjungan tamu studi banding. (DOK. BKKBN JABAR)

Sejak 16 Juli 2012 lalu, Jawa Barat secara resmi memiliki Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di Jalan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Kota Bandung. PPKS yang diresmikan Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr Sudibyo Alimoeso ini sekaligus menjadi model untuk kemudian dikembangkan di kabupaten dan kota.

 

Ditemui dalam kesempatan berbeda, Sudibyo menjelaskan, PPKS merupakan merupakan wadah kegiatan dan atau rangkaian kegiatan untuk memberikan pelayanan keluarga melalui pemberian komunkasi, informasi, dan edukasi (KIE), konseling, bimbingan, dan fasilitasi. PPKS lahir sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 tentang tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (PKPK).

 

“UU PKPK menenyebutkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal,” terang Sudibyo.

 

Adapun tujuannya, sambung Sudibyo, memberikanpelayanan informasi kependudukan dan keluarga, pelayanan konseling maupun pelayanan pembinaan, bimbingan, dan fasilitasi kepada kelompok-kelompok bina keluarga dan pengurus kelompok UPPKS. “PPKS memiliki tiga sasaran. Yakni, meliputi tersedianya wadah kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga dalam satu tempat, terselenggaranya pelayanan informasi, dan tersedianya  tempat rujukan bagi kelompok keluarga sejahtera berbasis masyarakat,” terang mantan Sekretaris Utama BKKBN tersebut.

 

Lebih jauh mengenai PPKS, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Ir Siti Fathonah MPH menjelaskan, pembentukan PPKS merupakan tindak lanjut dari kerjasama BKKBN Jawa Barat dengan Pengurus Wilayah Aisyiyah Jawa Barat. Nama Kencana Pasundan dipilih sesuai dengan identitas Jawa Barat sebagai daerah Pasundan. Kencana sendiri merupakan idiom yang khas dengan BKKBN. Kencana berarti keluarga berencana.

 

“Melalui PPKS ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi, pelayanan, rujukan, dan lain-lain. Ini sesuai dengan konsep PPKS sebagai tempat pelayanan terpadu program kependudukan dan keluarga berencana (KKB),” terang Fathonah.

 

“PPKS ini sebagai rujukan bagi keluarga yang membutuhkan informasi, jalan keluar menyelesaikan masalah dalam keluarganya. Jadi, kalau orang sakit pergi ke Puskesmas, orang yang mempunyai masalah atau keluarga yang mempunyai masalah bisa datang ke sini,” tambah Fathonah.

 

Untuk mendukung pelayanan tersebut, BKKBN menyediakan tenaga-tenaga khusus seperti psikolog atau ahli kesehatan jiwa dan penyuluh-penyuluh KB. Di PPKS pun akan disediakan ruangan yang bersifat privat yang akan digunakan untuk berkonsultasi khusus.

 

Fathonah menjelaskan, konsep PPKS sendiri diadopsi dari China yang kemudian juga dikembangkan di Malaysia. Di China, fokus pelayanan PPKS meliputi lima aspek pelayanan. Yakni, 1) Keluarga bayi berusia 0-3 melalui pendidikan anak usia dini; 2) Kesehatan remaja; 3) Kesehatan reproduksi dan konseling pernikahan keluarga prenatal dan postnatal; 4) Pembinaan lansia; 5) Konseling berkaitan dengan kualitas hidup, kesehatan, dan keluarga sejahtera.

 

Pelayanan pendidikan usia dini meliputi penyediaan ruang parenting, berupa ruang pertemuan bagi orang tua untuk mendapatkan informasi tentang tumbuh kembang anak. Ada juga ruang pojok ASI, yaitu ruang yang disiapkan bagi ibu menyusui yang hadir pada pertemuan menadapatkan informasi dan konseling.

 

Tersedia juga ruang bermain yang menyediakan berbagai mainan yang mampu mendorong kreativitas anak. PPKS juga menyediakan perpustakaan anak yang di dalamnya menyediakan aneka buku cerita bergambar. Anak-anak juga dikenalkan pada kekayaan budaya melalui beberapa alat permainan maupun alat musik.

 

Tidak kalah pentingnya penyediaan ruang pengenalan publik. Ruangan ini menyediakan beberapa contoh yang menggambarkan tempat pelayanan umum, seperti supermarket, rumah sakit, dan lain-lain. Di sisi lain, pelayanan kesehatan remaja, kesehatan reproduksi dan konseling pernikahan keluarga, prenatal, dan postnatal dilakukan di aula jasa konsultasi.

 

Seperti halnya di negeri asalnya, PPKS Kencana Pasundan juga memberikan pelayanan bagi remaja. Di sana tersedia berbagai informasi yang dibutuhkan remaja, antara lain alat kontrasepsi dan kesehatan reproduksi. Remaja juga bisa berdiskusi dan membahas permasalahan yang dihadapinya. Remaja juga bisa berkonsultasi mengenai kespro, termasuk konsultasi pernikahan dan fertilitas.

 

Kalangan lansia juga mendapat perhatian memadai. Lansia bisa berkonsultasi di ruang konseling. Sementara ruang pemeriksaan digunakan untuk memeriksa lansia yang mengalami gangguan kesehatan. “Pola pendekatan kemasyarakatan selama ini telah banyak dilakukan akan tetapi banyak mengalami kesulitan dalam pengembangannya karena berbagai faktor. Mudah-mudahan melalui PPKS ini bisa meminimalisasi hambatan itu,” harap Fathonah.

 

PPKS belum genap setengah tahun. Namun begitu, pengelola PPKS Kencana Pasundan langsung tancap gas. Sejak diresmikan medio Juli tahun ini, PPKS sudah memiliki seabrek kegiatan. Keberadaannya juga menjadi rujukan bagi sejumlah daerah lain di tanah air.

 

Ditemui belum lama ini, Ketua PPKS Kencana Pasundan dr Dian Indahwati SpOG mengaku timnya terus berbenah sekaligus mengembangkan sayap. Dian pun inisiatif mengembangkan pelayanan, tak hanya bersandar pada ketentuan BKKBN. Bagi aktivis perempuan ini, PPKS harus mampu memberikan jawaban terhadap masalah-masalah kontemporer yang muncul di masyarakat.

 

Melalui PPKS, terang Dian, keluarga bisa mendapatkan pelayanan secara menyeluruh, baik menyangkut kependudukan dan keluarga berencana (KKB) maupun konseling hukum dan hak asasi manusia. “Kami memang menambah beberapa aspek dari yang ditentukan BKBBN. Salah satunya menyangkut konseling hukum dan HAM,” tambah ibu muda yang tampak antusias saat berbincang mengenai pembangunan keluarga ini.

 

Mengacu kepada desain yang dikembangkan BKKBN, PPKS memberikan delapan pelayanan. (1) Pelayanan informasi KKB; (2) Konseling keluarga dan remaja; (3) Konseling  pranikah; (4) Konseling keluarga balita ; (5) Konseling KB dan KR; (6) Konseling keluarga lansia; (7) Pembinaan usaha ekonomi produktif kelompok UPPKS; dan (8) Konseling khusus keluarga (married counseling).

 

Dian mencontohkan, konseling remaja meliputi bagaimana mengatasi masalah remaja, membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga, membangun kepercayaan antara orang tua dan remaja, dan membangun kebiasaan saling terbuka. Sedangkan konseling pranikah meliputi faktor usia ideal, faktor psikologis berupa kematangan emosi dan pikiran, sikap saling dapat menerima, faktor etika dan agama, faktor komunikasi, dan faktor sosial ekonomi untuk mendidik anak dan bersosialisasi.

 

“Pendewasaan usia perkawinan sebagai bagian dari upaya pengendalian kelahiran dan menekan risiko kematian ketika melahirkan pada usia muda,” terang dokter yang sehari-hari bertugas di Rumah Sakit Immanuel tersebut.

 

Dalam rangkaian sosialisasi dan pelayanan tersebut, PPKS Kencana Pasundan sudah menggelar sejumlah kegiatan. Bahkan, menerima dua kunjungan penting dari Tim SAFE Strategies Against Flu Emengence. PPKS Kencana Pasundan juga menjadi rujukan sejumlah perwakilan BKKBN yang akan mendirikan lembaga serupa. Sebut saja misalnya Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Selatan (Sumsel).

 

“Kami juga mengadakan kajian fikih haji wanita bekerjasama dengan Badan Pengelola Islamic Center Jawa Barat dan Forum Muslimah Peduli Jawa Barat. Kajian membahas kesehatan reproduksi saat berhaji oleh saya sendiri dan konseling keagamaan oleh Hj Lenny Oemar MAg yang juga pengelola PPKS. PPKS akan mengadakan kegiatan yang di dalamnya melibatkan masyarakat,” pengajar Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Jabar ini menambahkan.

 

Sadar akan tuntutan informasi yang cepat dan terbuka, PPKS pun mengambangkan portal resmi yang bisa diakses pada alamat www.ppkskencanapasundan.com. Melalui website ini, pengunjung bisa mendapatkan informasi secara rinci mengenai jenis dan prosedur pelayanan PPKS Kencana Pasundan. Website juga mendokumentasikan secara rapi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan PPKS.

 

Portal PPKS tampak makin semarak dengan kehadiran galeri foto dan resume kegiatan. Tak kalah pentingnya adalah tersajinya artikel terkait keluarga, tumbuh kembang anak, motivasi, dan lain-lain. Tentu, di sana bisa ditemui profil PPKS, pengelola, maupun program kegiatan. Pengunjung juga bisa berkonsultasi dengan cara mengirimkan pertanyaan melalui email dan telepon yang tertera di website tersebut.

 

Yang menarik, website PPKS juga terintegrasi dengan fanpage di jejaring sosial Facebook. Fanpage ini bisa ditemui dengan cara mengetik “PPKS Kencana Pasundan” pada menu pencarian Facebook. Selanjutnya, pengunjung akan diarahkan pada halaman PPKS tersebut. Halaman ini juga bisa langsung diakses dengan mengetik http://www.facebook.com/pages/PPKS-Kencana-Pasundan/486724441348425.

 

Dengan merambah website dan jejaring sosial, Dian percaya PPKS bakal lebih mampu memberikan pelayanan keluarga. Hal ini sesuai dengan konsep BKKBN yang mengarah pada pembentukan wadah kegiatan KIE dan konseling langsung pada keluarga yang berbasis instansi untuk menuju keluarga berkualitas.

 

Lebih jauh mengenai PPKS, Ketua PW Aisyiyah Jawa Barat Dra Muthiah Umar MSi berjanji akan berusaha keras mewujudkan model PPKS sebagaimana menjadi poin ksepakatan dalam kerjasama dengan BKKBN Jabar. “Kerjasama ini meliputi capacity building program KKB bagi para pimpinan Aisyiyah di Jawa Barat. Aisyiyah juga berkomitmen dalam peningkatan ketahanan keluarga remaja melalui program Generasi Berencana (GenRe) di lingkungan Aisyiyah Jawa Barat. Kami juga memberikan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas bagi masyarakat,” terang Muthiah.(NJP)

One comment

  1. Selamat atas telah dibentuknya PPKS di Bandung, Kami dari BKBPP Kab. Musi Banyuasin, masih harus banyak belajar tentang PPKS tersebut. Karena membentuknya si cukup mudah, namun membina dan meneruskannya bukanlah hal yang mudah, inilah mungkin kendala bagi kami. Oleh karena itu kami akan menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk suksesnya PPKS tersebut. trims

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top