Direktur Ketahanan Lansia dan Rentan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Elizabeth Kuji menegaskan bahwa sosialisasi penggunaan alat kontrasepsi terutama kondom tidak menyasar kepada kalangan remaja. “Sasaran sosialisasi alat kontrasespsi terutama kondom hanya ditujukan kepada pasangan yang sudah berkeluarga. Kalau ada yang ditujukan kepada ramaja, itu bukan kami (BKKBN),” tandas Elizabeth kepada beberapa wartawan saat kunjungannya ke Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Kencana Pasundan di Jalan Rancagoong, Bandung, Senin (2/12).
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan BKKBN Gusnawirta Taib Fasli Jalal. Turut serta juga Kepala BKKBN Jabar Siti Fathonah dan para pengurus Dharma Wanita. Kunjungan dilakukan dalam rangka melihat program dan kegiatan yang dilakukan PPKS Kencana Pasundan, salah satunya terkait ketahanan remaja dan berbagai persoalan yang dihadapi kalangan remaja.
Menurut Elizabeth, sosialisasi penggunaan kondom selain sebagai alat kontrasepsi, juga sebagai pencegahan penyebaran penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. “BKKBN tak hanya terfokus pada alat kontrasepsi saja, tapi meluas pada kehatanan keluarga, balita, lansia dan remaja. PPKS dalam hal ini sangat berperan, sehingga program-program BKKBN terbantu,” paparnya.
Hal itu ditegaskan pula oleh Siti Fathonah. “BKKBN tak pernah melakukan sosialisasi penggunaan kondom kepada kalangan remaja. Sasaran kita sudah jelas, yaitu pasangan yang sudah menikah,” ujarnya. Ia mengatakan, kalaupun ada sosialisasi kepada remaja, itu hanya sebatas pengetahuan karena terkait dengan risiko seks bebas dan HIV/AIDS. “Sosialisasi tersebut sebagai bentuk pencegahan, agar para remaja terhindar dari perilaku menyimpang seperti seks bebas dan Narkoba,” tegasnya.
Siti Fathonah menerangkan, bahwa yang dilakukan BKKBN terhadap remaja adalah upaya pencegahan. “Setelah itu kita kembalikan peranannya kepada keluarga mereka,” ujarnya. Maka dari itu, lanjutnya, BKKBN selalu memberikan pengetahuan melalui berbagai sosialisasi kepada keluarga yang memiliki remaja.
Hal yang sama juga dilakukan oleh PPKS Kencana Pasundan, yaitu selain membentuk ketahanan remaja, juga membentuk ketahanan keluarga yang memiliki remaja melalui berbagai program. Ketua PPKS Kencana Pasundan Dwiwahju Dian Indahwati mengatakan, bahwa remaja harus diberikan pendidikan seks sejak dini. “Jika tidak, berbagai bentuk penyimpangan seks dan penyakit seksual akan terus menjangkiti para remaja,” tuturnya.
Ia berpandangan, pendidikan seks kepada remaja bermanfaat agar remaja menyadari betapa bahayanya seks pranikah, juga bermanfaat sebagai bekal nantinya saat mereka memasuki kehidupan rumah tangga. “Pendidikan seks juga bermanfaat agar tercipta keharmonisan bagi pasangan suami-istri (Pasutri). Berapa banyak orang yang bercerai karena masalah seksual,” tegasnya.(RDN)