BANJAR – DUAANAK.COM
Konsistensi program Kampung Keluarga Berencana di Kota Banjar, Jawa Barat, berhasil meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat menjadi akseptor KB hingga 73,9 persen. Program itu juga ikut mempermudah penyaluran beragam bantuan bagi peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
“Dari 34.124 suami-istri di Kota Banjar, 25.243 orang menjadi akseptor KB. Peningkatan jumlah akseptor KB sangat signifikan pasca program Kampung KB dicanangkan Pemerintah Kota Banjar tahun 2011,” ujar Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Banjar Obang Subarman, Jumat (7/3), di Kota Banjar, seperti dikutip Kompas.
Obang mengatakan, saat ini ada 25 kampung KB di Kota Banjar. Di setiap desa terdapat satu kampung KR Guna menjamin program KB berjalan ideal, ada 1.848 kader KB yang mendapatkan tunjangan dari Pemkot Banjar yang total mencapai Rp 2,2 miliar per tahun. Hasilnya, laju pertumbuhan penduduk Kota Banjar tahun 2011 turun dari 1,27 per tahun menjadi 0,89 per tahun pada 2013.
Obang menambahkan, selain pendampingan yang dilakukan pemerintah, peran serta warga juga sangat signifikan menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Beragam program KB yang ditawarkan pemerintah disambut antusias, di antaranya konseling kesehatan dan penimbangan anak balita, serta beragam kegiatan usaha dan kreativitas yang dilakukan remaja hingga warga lanjut usia.
“Program ini ikut mengantarkan Wali Kota Banjar (saat itu) Herman Sutrisno mendapatkan penghargaan Innovative Government Award bidang Pelayanan Publik dari Kementerian Dalam Negeri tahun 2011,” ujar Obang.
Kepala Kampung KB Pasirnagara, Kecamatan Banjar, Asep Sudrajat mengatakan, program Kampung KB juga mempermudah akses pelayanan kesehatan dan kesejahteraan dari pemerintah kepada masyarakat Warga kampung KB dianggap lebih paham arti penting hidup sehat. Mantan Wali Kota Banjar sekaligus penggagas Kampung KB, Herman Sutrisno, berharap program ini tetap menjadi prioritas pemerintah daerah. Selain mampu menekan jumlah penduduk, program ini mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Warga di kampung KB punya pola pikir lebih maju, tidak hanya di bidang kesehatan. Program pemberdayaan dan koperasi juga berkembang baik,” kata Herman. (Kompas)