Home / Berita Daerah / Kabupaten Bandung Sehari Layani 150 MOW dan 50 MOP

Kabupaten Bandung Sehari Layani 150 MOW dan 50 MOP

Sejumlah perempuan menjalani MOW di Lanud Sulaiman, Bandung. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Sejumlah perempuan menjalani MOW di Lanud Sulaiman, Bandung. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

BANDUNG – DUAANAK.COM

Tak salah bila Kaupaten Bandung mendapat julukan kantong sterilisasi, baik pria maupun wanita. Ini setidaknya terlihat dari antusiasme warga untuk menjalani vasektomi atau metode operasi pria (MOP) dan tubektomi atau metode operasi wanita (MOW) saat berlangsungnya bhakti sosial pelayanan keluarga berencana (KB) yang digagas Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Bandung di Rumah Sakit Pangkalan Udara (Lanud) Sulaiman, Margahayu, 23 Desember 2014.

Tak kurang dari 150 peserta MOW dan MOP 50 terlayani dalam pelayanan terpusat tingkat Kabupaten Bandung menutup tahun 2014 ini. “Ini dalam kondisi banjir, sebagian calon peserta KB terpaksa batal datang karena tercegat banjir menuju lokasi pelayanan. Walaupun begitu, yang sudah terlayani lebih dari setengah yang ditargetkan,” kata Kepala BKBPP Kabupaten Bandung Yanti Marlina yang ditemui saat meninjau pelayanan MOW di salah satu bangsal rumah sakit.

Yanti menjelaskan, pihaknya rutin melaksanakan pelayanan terpusat untuk memfasilitasi sejumlah calon peserta KB yang kesulitan mengakses pelayanan reguler. Dengan pelayanan terpusat, BKBPP yang kemudian aktif menggerakkan para petugas lapangan (PLKB) maupun tenaga sukarelawan dan honorer untuk mengerahkan calon peserta. Warga yang sudah setuju menjalani MOP maupun MOW langsung diboyong ke Lanud Sulaiman menggunakan angkutan khusus, baik kendaraan dinas maupun dengan cara mencarter secara khusus.

Sepanjang tahun ini, sambung Yanti, pihaknya sudah melaksanakan tujuh kali pelayanan terpusat di Lanud Sulaiman. Ini belum termasuk pelayanan mobile yang dilaksanakan tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung. Di samping itu, pelayanan juga diberikan di fasilitas kesehatan yang tersebar di Kabupaten Bandung.

Seorang peserta KB MOW, Enung, mengaku berangkat dari rumahnya di Kampung Wanasuka, Pangalengan, sejak pukul 05.00 dan tiba di Lanud Sulaiman mendekati pukul 10.00. Perjalanan panjang 5 jam ini ditempuh perempuan berusia 30 tahun ini agar bisa mengikuti tubektomi gratis yang disediakan pemerintah. Ibu enam anak yang satu di antaranya meninggal dunia ini memutuskan menjalani MOW untuk kebaikkan masa depan lima anaknya.

“Tos seueur teuing murangkalih, bilih teu kaurus. Kantos nganggo pil, tapi cape. Tos wae ah da ayeuna mah tos lima nu aya, cekap. (Sudah terlalu banyak anak, takut tidak terurus. Sebelumnya pernah menggunakan pil KB, tapi capek. Sudah saja akhirnya memutuskan MOW karena lima anak sudah cukup),” ungkap Enung sesaat sebelum memasuki bangsal operasi.

Calon peserta MOP berpose di depan Muyan KB. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Calon peserta MOP berpose di depan Muyan KB. (NAJIP HENDRA SP/DUAANAK.COM)

Pertimbangan masa depan anak juga diungkapkan Sofyan, warga Katapang, Kabupaten Bandung, sesaat sebelum memasuki mobil unit pelayanan (Muyan) KB di area rumah sakit. Bapak tiga anak ini memutuskan menjalani MOP setelah mempertimbangkan pilihannya selama tiga bulan. Selama tiga bulan itu Sofyan getol bertanya kepada mereka yang sudah terlebih dahulu menjalani MOP, terutama mengenai efek samping vasektomi.

“Sebagai sopir angkutan kota, saya ingin anak saya nanti tidak sampai mengikuti jejak orang tuanya menjadi sopir lagi. Saya berharap mereka menjadi orang sukses. Karena itu, saya ingin memberikan yang terbaik buat mereka. Penghasilan sopir angkot bisa dihitung lah, berat untuk menghidupi lebih dari tiga anak. Makanya saya memutuskan ikut MOP agar tidak punya anak lagi,” kata Sofyan.

Pria bertato ini mengaku mendapatkan informasi mengenai MOP setelah tiga bulan lalu mengikuti sosialisasi di kantor kecamatan. Sofyan sempat beberapa kali batal mengikuti MOP karena belum yakin untuk memutus alur reproduksinya. Setelah bertanya sana-sini plus pendekatan dari Pabuyuban MOP “Pasundan” akhirnya Sofyan bulat datang ke Lanud Sulaiman bersama sejumlah koleganya sesama penarik angkot.

Ihwal peran Paguyuban MOP ini tak perlu diragukan lagi. Sebagai orang nomor satu di BKBPP Kabupaten Bandung, Yanti mengaku sangat terbantu dengan kehadiran paguyuban KB pria ini. Mereka inilah yang menjadi ujung tombak komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada kelompok sasaran.

“Kami menyebutkan motivator KB pria. Sebagai pelaku, anggota paguyuban bisa bercerita berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Lebih konkret dan faktual. Ini salah satu kunci sukses keberhasilan MOP di Kabupaten Bandung,” jelas Yanti.

Merujuk kepada laporan kinerja program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) sampai November 2014 kemarin, peserta MOP di Kabupaten Bandung sudah mencapai 585 orang. Jumlah ini melampaui perkiraan permintaan masyarakat (PPM) atau target tahun 2014 sebanyak 553 orang. Ditambah pelayanan di Lanud Sulaiman hari itu, berarti jumlah peserta baru MOP di Kabupaten Bandung mencapai sedikitnya 835 orang.

Meski tak semoncer MOP, pencapaian MOW di Kabupaten Bandung juga terbilang menggembirakan. Sampai November kemarin, jumlah peserta MOW yang berhasil dilayani mencapai 1.174 orang. Jumlah ini ekuivalen dengan 82,39 persen dibandingkan dengan target tahun ini sebanyak 1.425 orang. Meski begitu, total peserta aktif MOW di Kabupaten Bandung sudah melampaui target, dari 11.335 orang menjadi 14.665 orang atau mencapai 129 persen.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top