Home / Berita Utama / Teguh Santoso Resmi Kepala Perwakilan BKKBN Jabar

Teguh Santoso Resmi Kepala Perwakilan BKKBN Jabar

Gubernur Minta Fokus Pembangunan Kependudukan

 Sukaryo Teguh Santoso menandatangani berita acara pelantikan sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat disaksikan Gubernur Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Rabu 4 Oktober 2017. (HUMAS PEMPROV JABAR)

Sukaryo Teguh Santoso menandatangani berita acara pelantikan sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat disaksikan Gubernur Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Rabu 4 Oktober 2017. (HUMAS PEMPROV JABAR)

BANDUNG – DUAANAK.COM

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat resmi memiliki bos anyar setelah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melantik Sukaryo Teguh Santoso menjadi Kepala Perwakilan BKKBN Jabar di Gedung Sate, Rabu 4 Oktober 2017. Pelantikan Teguh mengakhiri kekosongan jabatan kepala perwakilan sejak dua bulan terakhir sejak ditinggal Sugilar yang memasuki usia pensiun.

Pelantikan turut dihadiri forum komunikasi pimpinan daerah dan sejumlah pejabat tinggi pratama di Jawa Barat. Tampak juga sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Usai dilantik, Teguh langsung mengikuti pisah-sambut yang dirangkainkan dengan konsolidasi program KKBPK Jawa Barat di sebuah hotel di Bandung.

Teguh bukanlah orang baru di lingkungan BKKBN Jawa Barat. Mengawali karir sebagai penyuluh keluarga berencana pada 1993 silam, Teguh menghabiskan sebagian besar karirnya di Jawa Barat. Barulah pada akhir 2011 lalu Teguh promosi menjadi Kepala Sub Direktorat Advokasi dan Pencitraan BKKBN Pusat. Lima tahun kemudian, Teguh mendapat promosi menjadi Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur. Setahun di Bumi Bornoe, Teguh ditarik ke Jakarta untuk memimpin peralihan status pegawai petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) dan PKB.

Sukses memimpin peralihan status sekitar 15 ribu PLKB/PKB di tingkat nasional, Teguh dikirim ke Jawa Barat. “Saya seperti pulang kandang,” ujar Teguh saat berbincang dengan duaanak.com usai pisah sambut tadi malam. “Ini menjadi tantangan tersendiri karena Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia. Seperlima penduduk Indonesia itu ada di Jawa Barat. Bagi saya ini pembelajaran,” Teguh menambahkan.

Sebagai nakhoda baru, imbuh Teguh, pihaknya akan melanjutkan program yang telah berjalan baik dari kepala BKKBN Jabar sebelumnya termasuk fokus pada pembangunan kependudukan. “Yang kedua memperkuat lini lapangan, seperti tenaga penyuluh, penyiapan sarana prasarana dan pembinaan ketahanan keluarga itu yang akan kita lakukan dan tahun ini Jabar saya pikir sudah mapan sehingga kita akan selesaikan sampai akhir 2017. Untuk 2018 akan kita bicarakan kemudian,” jelasnya.

Berikutnya adalah meningkatkan kesertaan ber-KB di Jabar saat ini sudah berkisar pada angka 62 persen. “Yang harus digenjot saya pikir segmen kelompok muda karena 1 dari 4 penduduk itu kan usia remaja, itu yang menjadi sasaran utama di samping mempertahankan bagaimana pasangan usia subur yang sudah aktif menggunakan alat kontrasepsi,” terangnya.

Prioritas lainnya adalah pihaknya akan membuat kampung KB sebagai pendekatan holistik-integratif yang merupakan program nasional, di mana ia menargetkan satu kampung KB per satu kecamatan se-Jabar. “Kampung KB ini ikon program KB sekaligus bagian dari sembian prioritas pembangunan pemerintahan Jokowi-JK,” tandas Teguh. Laporan lengkap wawancara Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat akan disajikan pada Majalah Warta Kencana edisi mendatang.

Sementara itu, dalam sambutannya Gubernur Heryawan meminta Teguh untuk lebih fokus pada pembangunan kependudukan mengingat laju pertumbuhan penduduk di Jabar yang cukup tinggi. Pelantikan ini menurutnya memiliki arti yang strategis bagi Jabar sebagai Provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia.

“Fokus ke depan BKKBN saya kira pembangunan kependudukan, jadi harus dirumuskan dengan baik. Laju pertumbuhan yang tinggi di Jabar ini bukan berarti tidak tertangani dengan baik,” kata Aher.

Aher melanjutkan, penduduk yang banyak harus menjadi potensi yang positif terutama dalam menghadapi bonus demografi di mana jumlah penduduk akan didominasi usia produktif. “Kita ingin penduduk yang banyak ini menjadi potensi yang positif apalagi kependudukan saat ini kan menghadapi bonus demografi di mana 35 persen penduduk kita berada dalam usia produktif,” ujarnya.

Usia produktif tersebut akan produktif terhadap perkembangan ekonomi dan pembangunan manakala dididik agar memiliki kapasitas dan keahlian memadai. “Oleh karena itu, tugas kita adalah dari sisi kependudukan mari kita manfaatkan bonus demografi ini supaya tidak jadi petaka tapi jadi keberkahan, kebaikan, dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.

Pembangunan kependudukan kata Aher, tidak hanya bagaimana membangun program keluarga berencana, angka kelahiran dan alat kontrasepsi semata, melainkan harus secara utuh tentang bagaimana membangun generasi masa depan dengan perencanaan yang lebih baik. Menurut Aher, sehebat apapun pembangunan infrastruktur seperti jalan, pendidikan dan kesehatan tidak akan bisa dinikmati oleh masyarakat apabila kependudukan tidak tertata dengan baik.

“Karena itu saya minta supaya koordinasi ditingkatkan dengan berbagai pihak supaya ada kesadaran penuh bahwa pembangunan kependudukan adalah hal yang sangat penting,” tuturnya.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top