Home / Berita Utama / Jangan Keliru, Yuk Pahami Mitos dan Fakta Kontrasepsi!

Jangan Keliru, Yuk Pahami Mitos dan Fakta Kontrasepsi!

Dua penyuluh KB menjelaskan pemasangan IUD saat berlangsungnya KIE kelompok di salah satu desa di Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu. (NAJIP HENDRA SP/WARTAKENCANA.COM)

BANDUNG | WARTAKENCANA.COM

Berkembangnya rumor dan mitos seputar alat dan obat kontrasepsi disinyalir menjadi salah satu alasan di balik keengganan pasangan usia subur (PUS) menjadi peserta keluarga berencana (KB). Padahal, setiap alat dan obat kontrasepsi memiliki karakteristik masing-masing. Saat ini tersedia setidaknya delapan jenis alat dan obat kontraespsi di Indonesia. Dengan begitu, tersedia banyak pilihan bagi mereka yang ingin ber-KB.

Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Herman Melani mengungkapkan, salah satu hambatan dalam sosialisasi program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana), khususnya pelayanan kontrasepsi, berkaitan dengan problem komunikasi. Dalam hal ini, masih rendahnya pemahaman tentang ragam jenis, kelemahan dan kelebihan, serta rumor dan mitos yang mengakibatkan ketakutan dan keengganan untuk menggunakan kontrasepsi.

“Setidaknya ada empat masalah komunikasi program Bangga Kencana. Pertama, program Keluarga Berencana masih diidentikkan dengan kontrasepsi, bukan perencanaan dalam membangun dan menjalankan seluruh tahapan kehidupan berkeluarga. Kedua, kontrasepsi dipahami sekadar alat untuk mencegah terjadinya kehamilan, bukan untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat,” terang Herman saat menjadi narasumber pertemuan virtual evaluasi pelayanan KB serentak dalam rangka peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia pada 26 September 2020 kemarin.

“Ketiga, masih rendahnya pemahaman tentang ragam jenis atau pilihan serta kelemahan dan kelebihan alat dan obat kontrasepsi. Keempat, masih tingginya rumor dan mitos yang membuat ketakutan untuk menggunakan alat dan obat kontrasepsi,” Herman menambahkan.

Karena itu, sambung Herman, peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD) 2020 menjadi momentum penting untuk mengajak mayarakat memahami kontrasepsi lebih dari sekadar alat untuk mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi bertujuan mewujudkan kehidupan reproduksi sehat agar terhindar dari kehamilan tidak diinginkan serta kesakitan dan kematian karena kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat atau dekat, dan terlalu sering atau banyak.

Hal itu diiringi dengan upaya peningkatan pemahaman komprehensif tentang ragam jenis serta kelemahan dan kelebihan masing-masing alat dan obat kontrasepsi. Herman meyakini, semakin banyak tahu ragam jenisnya, semakin banyak tahu pilihan sesuai dengan yang dibutuhan. Semakin banyak tahu kelemahan dan kelebihannya, semakin tenang dan nyaman menggunakannya karena terhindar dari rumor, mitos, dan ketakutan.

Koordinator Bidang Adpin BKKBN Jawa Barat Herman Melani. (NAJIP HENDRA SP/WARTAKENCANA.COM)

Merujuk pada narasi tunggal peringatan WCD 2020 yang disiapkan Biro Umum dan Humas BKKBN, saat ini tersedia delapan metode metode kontrasepsi di Indonesia. Kedelapan metode tersebut meliputi implan alias susuk, alat kontrasepsi dalam rahim atau intrauterine device (IUD), suntik (progestin/kombinasi), pil (progestin/kombinasi), kondom, metode operasi pria (MOP) alias vasektomi, metode operasi wanita (MOW) alias tubektomi, dan metode amenorhea laktasi (MAL).

Keunggulan implan dan IUD sangat efektif dan tidak mengganggu air susu ibu (ASI). Demikian juga dengan suntik dan pil yang mengandung hormon progestin. Adapun keunggulan suntik dan pil yang mengandung kombinasi hormon adalah lebih efektif. Efektivitas tinggi juga menjadi keunggulan MOW. Demikian juga dengan MOP atau vasektomi.

Menyusui efektif sebagai metode kontrasepsi jika ibu belum menstruasi kembali setelah melahirkan. Bayi harus sering disusui ASI eksklusif atau mendekati ASI penuh (vitamin, air, jus, nutrisi lain sebagai tambahan. Adapun keunggulan kondom adalah meningkatkan kesertaan pria dalam ber-KB.

Semua metode kontrasepsi memiliki efektivitas tinggi sesuai dengan kategori metode jangka pendek ataupun jangka panjang. Berdasarkan roda KLOP, jika dipakai secara biasa, maka implan, MOP, MOW dan IUD sangat efektif.

Setiap kontrasepsi memiliki masa efektif berbeda satu sama lain. Implan memiliki masa efektif tiga tahun, IUD 8-10 tahun, 1 strip pil untuk 1 bulan dan diminum setiap hari, suntikan 1-3 bulan tergantung jenis dan kandungannya.

Mitos atau Fakta

Saat ini berkembang rumor menyebutkan IUD dapat bergeser dan menimbulkan pendarahan. Faktanya, IUD dipasang di rongga rahim yang tidak memiliki lubang lain selain vagina. Apabila ada pergeseran, maka itu hanya di sekitar rongga rahim dan tidak menimbulkan perdarahan massif.

Pil dan suntik dianggap dapat menyebab berat badan naik. Faktanya, berat badan berubah secara alami sejalan dengan perubahan kondisi kehidupan dan seiring bertambahnya usia. Jadi, tidak berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi.

Ada juga mitos menyebutkan alat kontrasepsi dapat menyebabkan kemandulan. Faktanya, terdapat keterlambatan kesuburan setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal. Namun demikian, pada waktunya wanita akan dapat kembali hamil dan perlu waktu agar pola menstruasi kembali seperti semula.

Mitos lainnya menyebut penggunaaan alat kontrasepsi dapat mengganggu kenyamanan hubungan suami-istri. Faktanya, tidak ada pengaruh kontrasepsi terhadap kenyamanan hubungan suami-istri.

BKKBN menyarankan, untuk menentukan alat kontrasepsi yang sesuai adalah melalui konseling oleh tenaga kesehatan terlatih dengan bantuan tools berupa alat bantu pengambilan keputusan ber-KB (ABPK) dan roda KLOP berupa diagram lingkaran kriteria kelayakan medis dalam penggunaan kontrasepsi.  Setelah memahami penjelasan konseling, PUS berhak memilih dan menentukan metode kontrasepsinya sendiri.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top