Home / Berita Utama / Jabar Bakal Punya Perda Pembangunan Ketahanan Keluarga

Jabar Bakal Punya Perda Pembangunan Ketahanan Keluarga

Ketua TP PKK Jabar Netty Heryawan dan Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Siti Fathonah mencoba dacin "Permata Hati" dalam sebuah kesempatan. (DOK. BKKBN JABAR)

Ketua TP PKK Jabar Netty Heryawan dan Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Siti Fathonah mencoba dacin “Permata Hati” dalam sebuah kesempatan. (DOK. BKKBN JABAR)

BANDUNG – DUAANAK.COM

Perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap pembangunan keluarga makin nyata. Ini dibuktikan dengan disusunnya rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga. Raperda tersebut mulai disosialisasikan pada Kamis 6 Maret 2013 di Hotel Newton, Bandung.

 

Sosialisasi dihadiri Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jawa Barat Ahmad Hadadi, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan, Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat diwakili A Sukandar, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tri Budi Arta, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Jawa Barat Nenny Kencanawaty, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Siti Fathonah, Institut Pertanian Bogor Prof Euis Sunarti, Komisi C DPRD Provinsi Jawa Barat Hj Diah Nurwitasari, dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kabupaten dan kota yang membidangi pemberdayaan perempuan.

 

Netty Heryawan mengatakan, jika berbicara mengenai keluarga maka dapat disebut sebagai sebuah institusi kecil dalam masyarakat. Sebuah keluarga juga merupakan awal dasar pembentukan karakter masyarakat sehingga dapat berkembangnya sebuah negara.

 

“Pola faktor utama dalam proses pengasuhan terdiri dari budaya yang berhubungan dengan lingkungan, pendidikan orangtua walaupun pendidikan tinggi juga menjamin dapat mendidik anak dengan baik dan status sosial ketika terhimpit ekonomi maka tidak jarang timbul kekerasan,” jelas Netty.

 

Netty berharap penyusunan raperda ini betul-betul dapat melingkupi pencegahan intervensi primer, intervensi sekunder atau pengurangan risiko seperti anak broken home, intervensi parsial penanganan ditujukan kepada anak yang menjadi korban. Hal tersebut, menurutnya, harus melibatkan unsur masyarakat dan pemerintahan.

 

Di tempat yang sama, Ahmad Hadadi mengungkapkan, keluarga merupakan institusi dan tempat di mana dimensi atau aspek-aspek kehidupan utama berlangsung. Karena itu, diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar keluarga. Pengetahuan dan keterampilan dasar dalam keluarga akan menentukan arah dalam keluarga yang merupakan panduan dalam mencetak generasi berprestasi.

 

“Pembangunan keluarga dapat mewujudkan keluarga berkualitas yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah. Adapun ciri-cirinya yaitu sejahtera, sehat, maju, mandiri, memilki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” lanjutya.

 

Ahmad Hadadi mengharapkan keluarga yang memiliki ketahanan akan mampu menepis segala permasalahan dalam keluarga serta dapat menyelesaikan segala pengaruh negatif dari luar. Pembinaan keluarga merupakan kondisi yang harus dipelihara dan ditingkatkan terlebih pada era globalisasi ketika arus teknologi informasi sangat deras dan mudah diakses.(NJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top