MAJALENGKA-DUAANAK.COM
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Barat meneguhkan komitmennya untuk memperkuat Satuan Karya Pramuka Keluarga Berencana (Saka Kencana) di Jawa Barat. Komitmen ini tertuang dalam naskah kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Barat dengan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (Kwarda) Jawa Barat yang diteken di sela peringatan Hari Pramuka ke-57 tingkat Provinsi Jawa Barat di Gelanggang Generasi Muda (GGM) Kabupaten Majalengka pekan lalu, Sabtu 8 September 2018.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sukaryo Teguh Santoso menjelaskan, kesepahaman bersama BKKBN-Pramuka merupakan pijakan dasar upaya mewujudkan generasi berencana melalui pendidikan kependudukan dalam Gerakan Pramuka dan kegiatan kepramukaan di Jawa Barat. Di satu sisi, MoU merupakan bagian dari komitmen Perwakilan BKKBN Jawa Barat terhadap Gerakan Pramuka dan kegiatan kepramukaan. Di sisi lain, merupakan bagian dari komitmen Gerakan Pramuka terhadap pengarusutamaan isu-isu kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga.
“Mengapa Pramuka itu penting, karena jumlah penduduk usia muda dan remaja di Jawa Barat itu tinggi. Satu dari empat penduduk Jawa Barat adalah remaja. Karena itu, Pramuka sebagai organisasi kepanduan yang di dalamnya beranggotakan anak-anak hingga remaja atau pemuda menjadi sangat strategis. Dengan kerjasama ini, kami BKKBN berharap setiap anggota Pramuka mampu memerankan diri sebagai agen informasi KKBPK. Lebih khusus lagi adalah anggota Saka Kencana yang memang secara khusus didesain sebagai sinergi antara pemerintah dan pemuda dalam pengarusutamaan pembangunan kependudukan,” terang Teguh.
Di tempat yang sama, Ketua Kwarda Jawa Barat Dede Yusuf Macan Effendi menyampaikan bahwa dengan Saka Kencana merupakan garda terdepan Pramuka dalam menyosialisasikan program Genereasi Berencana (Genre) yang diusung pemerintah. Melalui Genre, terang Dede, remaja diharapkan mampu mempersiapkan masa depan mereka dengan cara menghindari hal-hal yang negatif melalui kegiatan positif. Pesan utamanya jelas, yakni menghindari pernikahan dini, narkoba, dan seks bebas.
“Harus diingat bahwa kegiatan-kegiatan Saka Kencana ini jangan lagi didesain seperti program pemerintah. Biarkan pemuda berkreasi sesuai dengan dunia mereka. Biarkan program dikemas sesuai dengan dunia remaja atau pemuda. Dengan cara begitu, Genre atau pengarusutamaan KKBPK yang dilaksanakan melalui Saka Kencana ini bisa lebih sesuai dengan alam pikiran pemuda saat ini, anak-anak milenial. Kalau datangnya dari pemerintah lagi mereka tidak akan merasa memiliki,” ujar Dede di sela mengunjungi Pusat Informasi KKBPK yang hadir di arena GGM Majalengka.
Dalam salinan dokumen MoU yang diterima duaanak.com menyatakan, kesepahaman bersama ini dimaksudkan sebagai landasan kerjasama bagi kedua belah pihak untuk mewujudkan generasi muda berwawasan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga melalui Gerakan Pramuka dan kegiatan kepramukaan. Adapun tujuannya adalah terwujudnya peningkatan kompetensi wawasan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga anggota Pramuka sebagai bekal untuk mengantisipasi tantangan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga pada masa yang akan datang.
Adapun ruang lingkup kesepahaman meliputi beberapa hal sebagai berikut. Pertama, pengembangan pendidikan berwawasan kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) melalui Gerakan Pramuka dan kegiatan kepramukaan. Kedua, peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota Pramuka mengenai wawasan KKBPK melalui pendidikan nonformal dan diperkuat dengan berbagai kegiatan dalam lingkup dimaksud. Ketiga, pengembangan upaya-upaya sosialisasi program KKBPK melalui berbagai media, terutama media sosial melalui akun resmi Perwakilan BKKBN dan Gerakan Pramuka. Keempat, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan secara periodik.
Dalam waktu dekat, kesepahaman bersama akan ditindaklanjuti dengan sejumlah langkah konkret. Pertama, penguatan organisasi dan kelembagaan Saka Kencana dalam hal struktur pengurus harian dan kegiatan kepramukaan. Kedua, konsolidasi perangkat daerah dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana kabupaten/kota yang mengelola Saka Kenca di satuan tingkat kewilayahnnya. Ketiga, penyusunan rencana aksi yang sinergi dengan berbagai kegiatan dalam lingkup kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Revoluasi Digital
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sekaligus Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Kwarda Jawa Barat yang turut menyaksikan penandatanganan MoU antara Perwakilan BKKBN Jawa Barat dengan Kwarda Jawa Barat mengku bertekad membawa Pramuka Jabar menjadi Pramuka Juara di Indonesia. Untuk itu, ada beberapa pesan yang mesti diperhatikan para anggota Pramuka di seluruh Jawa Barat.
Pria yang akrab degan sapaan Kang Emil ini mengingatkan kembali bahwa Pramuka merupakan komponen utama pemuda Jawa Barat. Sebagai pemuda, sambung Emil, para pemuda yang harus sibuk. Apabila pemuda ini sibuk, mereka tidak akan melenceng pada pergaulan yang salah.
“Mengurus pemuda di Indonesia cuman satu cara, buat mereka sibuk. Kalau pemuda sibuk, energi motoriknya tersalurkan, energi penasarannya tersalurkan, energi idealismenya tersalurkan, energi kreativitas juga inovasinya tersalurkan,” kata Emil.
“Tapi kalau pemuda tidak sibuk, banyak waktu kosong, banyak waktu luang. Di situ ada pembisik-pembisik yang salah, di situ melenceng ke pergaulan menyimpang,” lanjutnya.
Emil berpesan Pramuka harus bisa memanfaatkan teknologi dengan baik. Revolusi digital bisa membawa perubahan Pramuka Jawa Barat menjadi Pramuka terdepan dalam revolusi digital Indonesia. “Jadi, revolusi digital ini akan menghancurkan pemuda-pemuda Indonesia atau kita bertekad menggunakan teknologi justru Pramuka Jawa Barat sebagai pramuka terdepan dalam revolusi digital Indonesia,” ajaknya.
Untuk itu, Emil berharap pimpinan Pramuka di Jawa Barat bisa mengikuti perubahan zaman. Dimana kurikulum dan perspektif juga harus sesuai dengan kondisi saat ini. “Saya titip, khususnya pimpinannya, harus bisa memahami sunatullah. Zaman berubah, kalau zaman berubah jangan pakai kurikulum lama, pola pandang lama, perspektif jadul. Maka pimpinannya harus gaul,” ujar Emil.
Namun begitu, Pramuka Jabar hendaknya mengalir seperti air. Anggota Pramuka Jabar mesti bermanfaat dan bisa dimanfaatkan masyarakat. “Pramuka harus punya filosofi seperti air. Dikasih wadahnya cekung menjadi cekung, dikasih wadahnya kotak airnya menjadi kotak. Artinya mengalir seperti air,” ungkap Emil.(NJP)