Kampung KB Kompeten Melawan Penyebaran Virus Corona

Dua minggu terakhir ini, keluarga di Indonesia sedang melakukan social distancing sebagai ikhtiar mencegah penyebaran pandemi virus Corona yang melanda Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia. Dilaporkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahwa terdapat 59 orang positif terinfeksi virus Corona atau Covid-19 dan Sembilan orang meninggal (Humas PemProv Jawa Barat, 23 Maret 2020). Sedih sekali ya rasanya…Kita harus membatasi diri untuk tidak berada dalam kerumunan orang banyak dan hanya keluar rumah apabila benar-benar ada keperluan mendesak.  Terakhir Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengganti istial social distancing  dengan physical distancing.  Ketika kita melakukan physical distancing artinya  kita benar-benar tidak boleh melakukan kontak fisik dengan orang lain. Kalaupun terpaksa harus keluar rumah dan berada dalam kerumunan orang, kita harus melakukan sejumlah pengamanan. Sehingga, akhirnya kita mulai terbiasa dengan penggunaan masker wajah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Demikian pula kita mulai terbiasa memakan hand sanitizer. Bahka kita mulai terampil membuatnya sendiri bukan?

Sebagai seorang ibu, jujur saya tidak bisa tidak keluar rumah.  Saya harus belanja sayur dan bahan makanan segar paling tidak dua hari sekali. Belum lagi ketika air galon, gas dan cadangan makanan habis, maka saya harus keluar rumah lebih jauh. Saya harus bertemu  dengan orang yang saya tidak tahu bagaimana status kesehatannya. Belum lagi berpapasan dengan orang yang masih bersin, batuk tanpa menutup mulut bahkan meludah sembaragan.  Duh…mengapa orang-orang masih berperilaku seperti ini ya? Apa mereka tidak membaca informasi yang banyak sekali bersliweran di akun media sosial kita? Memikirkan itu membuat jantung saya dag-dig-dug khawatir  beberapa hari belakangan ini. Hal yang sama saya yakin dialami oleh para ibu, kader dan remaja putri warga Kampung KB.

Tapi apa betul kita tidak bisa melakukan hal sederhana yang membuat kita mampu mencegah penularan virus Covid-19 ini? Sebagai warga di Kampung KB, kita terbiasa guyub.  Terbiasa berkumpul untuk berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat.  Hal ini bisa menjadi kekuatan sekaligus risiko kita tertular virus Corona dengan mudah.  Pada tulisan ini, saya ingin memperkenalkan 12 praktek sederhana yang harus dilakukan setiap orang dan anggota keluarga untuk mencegah virus Corona. Berikut ini adalah 12 praktek tersebut:

1. Saya bertindak karena peduli, bukan karena takut
2. Saya mencuci tangan sebelum memegang makanan, setelah keluar rumah dan setelah dari toilet
3. Saya hanya menyentuh wajah saya ketika mencucinya
4. Ketika menyapa seseorang, saya tidak melakukan kontak fisik, menjaga jarak dengan yang lain paling tidak 1 meter
5. Saya batuk dan bersin pada lipatan bagian dalam siku tangan saya
6. Saya secara rutin membersihkan tempat kerja, HP, kartu identitas, dompet dll
7. Saya menganjurkan untuk bekerja di rumah dan mempertimbangkan manfaat dan mudhorat pertemuan tatap muka
8. Saya menghindari penularan antara lansia pada orang dewasa dan anak
9. Saya mengikuti petunjuk untuk pencegahan individu dari pemerintah, khususnya pada stigma dan diskriminasi
10. Ketika saya melakukan tes dan hasilnya positif, saya melakukan karantina dengan ketat dan mengikuti prosedur lainnya
11. Saya menjadi relawan apabila memungkinkan
12. Saya menggunakan kesempatan untuk memastikan dan meningkatkan kualitas hidup saya

Nah, ibu dan remaja putri warga Kampung KB, kita bisa melakukan self assessment (SA)  atau penilaian terhadap diri kita sendiri terhadap kedua belas praktek diatas.  Kita sepakat menamakannya Kompetensi  Corona okee….! Untuk melakukan  SA kita menggunakan level atau tingkatan.  Berikut ini adalah penjelasan level SA pada praktek cuci tangan.  Kita akan menilai kompetensi atau kemampuan kita dalam urusan mencuci tangan. Siap ya …

Level 1: sadar (aware)	Level 2: bereaksi (react)	Level 3: sesekali melakukan (act occasionally)	Level 4: rutin melakukan (act continuously)	Level 5: gaya hidup (lifestyle)
Saya tahu semuanya, tapi saya tidak pernah mencuci tangan seumur hidup	Saya hanya mencuci tangan apabila pasangan atau orang lain memaksa!	Saya hanya mencuci tangan apabila saya akan pergi ke pesta, hajatan, kopdar dll	Saya mencuci tangan setiap waktu, tapi lupa ketika saya minum atau ada kawan berkunjung	Mencuci tangan adalah hidup saya.  Tidak ada manusia di dunia ini yang paling baik melakukannya selain saya

Contoh SA pada praktek nomor satu adalah sebagai berikut:

1: sadar (aware)	2: bereaksi (react)	3: sesekali melakukan (act occasionally)	4: rutin melakukan (act continuously)	5: gaya hidup (lifestyle)
Saya tahu ketika bertindak dalam mencegah virus Corona harus didasari oleh rasa peduli, tapi justru saya meakukannya karena saya sangat takut  tertular atau parno, saya tidak peduli pada orang lain sama sekali, yang penting saya selamat	Dalam upaya saya mencegah virus Corona, Saya peduli pada orang lain apabila dipaksa oleh orang lain. Sebenarnya saya tidak peduli.	Saya hanya peduli pada orang lain apabila ada orang lain disekitar saya yang juga peduli	Saya kadang peduli pada tetangga saya agar dia tidak tertular oleh saya, tapi saya lebih sering takut justru saya yang tertular oleh mereka	Saya orang yang sangat peduli pada sesama dalam upaya pencegahan virus Corona.  Dan tidak ada orang di dunia ini yang lebih peduli dibandingkan saya

Dengan contoh SA diatas, kita harus melakukannya pada diri kita sendiri. Jangan malu untuk mengakui bahwa kita masih Level 1 atau Level 2.  Kita akan lebih mudah meningkatkan level atau kompetensi kita kalau kita benar-benar jujur dan tahu kemampuan kita saat ini. Mintalah juga suami dan anak-anak melakukan SA masing-masing.  Sehingga kita akan tahu kompetensi individual kita dalam pencegahan virus Corona.  Kita akan menjadi individu yang Kompeten Corona!

Wiwin Winarni Pamungkas, PLKB Internasional, Ibu satu anak, Direktur Perkumpulan Indonesia Kompeten